Krisis Gaza (Pelaparan Sistemis) dan Momentum Kebangkitan Umat


author photo

19 Agu 2025 - 12.58 WIB


Oleh: Yulia Ekawati (Aktivis Dakwah Kampus)

Gaza, masih menjadi topik hangat hingga saat ini. Kita masih saja menyaksikan hal hal menyeramkan yang terus terjadi di sana.

Otoritas kesehatan di Gaza mengonfirmasi bahwa jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel sejak Oktober 2023 telah mencapai 60.430 jiwa, dengan 148.722 orang lainnya mengalami luka-luka. Sebagian besar korban disebut merupakan perempuan dan anak-anak.

Dalam 24 jam terakhir, sedikitnya 98 warga Palestina dilaporkan tewas dan 1.079 lainnya terluka akibat serangan yang masih berlangsung di Jalur Gaza, menurut laporan sumber medis yang dikutip The Peninsula, Minggu, 3 Agustus 2025.

Sejak Israel melanjutkan kembali operasi militernya pada 18 Maret, setelah gencatan senjata selama dua bulan berakhir, jumlah korban jiwa bertambah menjadi 9.246 orang, sementara korban luka-luka mencapai 36.681.
(MetriTV 3/8)2025)

Tidak hanya itu kekejaman yang terjadi di Gaza, korban korban yang selamat masih harus berjuang bertahan hidup ditengah krisis bahan pangan, peralatan, dan air bersih. Mereka harus bertaruh nyawa demi makanan untuk anak dan istri karena Zionis berani menyerang, saudara kita yang sedang mencari makanan, yang sedang menuju lokasi pembagian makanan.

 negara Liga Arab bersama seluruh Uni Eropa dan 17 negara lainnya dalam konferensi PBB di New York, Selasa (29-07-2025) melakukan deklarasi. Mereka mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan menyerahkan kekuasaan atas Jalur Gaza kepada otoritas Palestina. (cnbcindonesia, 31-07-2025). Akibatnya Gaza dilanda musibah kelaparan sistemik. Bagaima pendapat negara lainnya

Negara-negara Arab dan Muslim, termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Mesir, pertama kalinya resmi mendesak Hamas untuk melucuti senjata dan menyerahkan kekuasaan atas Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA). Sementara Mesir justru menekan Imam Besar Al Azhar untuk mencabut pernyataannya tentang Zionis, padahal dunia menyaksikan pelaparan sistemis menjadi senjata Yahudi untuk genosida. Di sisi lain, mulai banyak negara yang akan mengakui Palestina sebagai negara setelah terbuka sifat asli Zionis Yahudi dan menyaksikan kejahatan yang tiada tara.

Para penguasa muslim ibarat buta dan tuli atas realita di Gaza, seolah tak ada ikatan iman mereka dengan muslim Gaza. Padahal Allah telah mengingatkan ikatan ukhuwah Islamiyah sebagai landasan hubungan antar muslim. Kepentingan dunia jabatan dan kekuasaan telah mematikan ukhuwah Islamiyah dan menjerumuskan mereka pada kelemahan di hadapan musuh Allah, tapi lupa bahwa agama nya adalah agama dengan umat terbaik.

Umat Islam adalah umat terbaik .
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Seandainya Ahlulkitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik." (QS Ali Imran: 110).

 Karena umat islam adalah umat terbaik dan pasti Kemuliaan umat akan terwujud Kembali .
 sebagaima janji Allah. Dan semua telah terwujud nyata dengan perjuangan Rasulullah Saw , Sahabat Rasul dan para khalifah sepanjang peradaban Islam yang mulia.  

Maka kita memerlukan pemimpin pemimpin yang bisa menerapkan islam bukan penguasa yang justru mesra dengan para pembenci islam. Kita butuh pemimpin yang bisa membangun kesadaran akan janji Allah, dan mendorong umat untuk mewujudkannya Kembali. Upaya itu membutuhkan kepemimpinan sebuah jamaah dakwah ideologis yang tulus mengajak umat untuk berjuang.  

Melihat gaza hari ini sudah jelas solusi tidak bisa diharapkan datang dari PBB atau negara adidaya lainnya, melainkan dari persatuan umat di bawah kepemimpinan yang tegas—kepemimpinan islam. Dalam sejarahnya, negara yang diatur oleh sistem islam mempersatukan kekuatan militer, politik, dan ekonomi demi melindungi kaum Muslimin.

Solusi atas permasalahan Palestina tidak cukup sekedar bantuan makanan, perlu ada kesadaran dan perubahan yang sistemis agar tidak adanya korban berjatuhan. Sudah saatnya kita menyeru kebangkitan umat, bergerak secara aktif menyerukan jihad sebagai solusi tuntas pembebasan Palestina. Hal ini hanya dapat terwujud melalui penerapan Islam secara kaffah dalam Daulah Islamiyah.

Wallahua'lam bissawab.
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT