Oleh: Erni Hafsoh
Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) memperkuat upaya pencegahan stunting bagi calon ibu dan keluarga rentan. Kegiatan melalui pelatihan kader, pendamping keluarga risiko stunting, serta pemberian makanan tinggi protein.
Program ini berlangsung sejak 27 Oktober hingga 27 November 2025. Kegiatan menyasar seluruh desa pada Kecamatan Sepaku sebagai upaya peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku, dan perbaikan pola konsumsi keluarga dalam mencegah risiko stunting sejak sebelum kelahiran.
(Berandapost.com, 7/11/2025)
*Kesenjangan Ekonomi dalam Sistem Demokrasi Kapitalisme*
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) seharusnya tak hanya soal infrastruktur, tetapi juga soal kualitas manusia: sehat, cerdas, berdaya. Program pencegahan stunting lewat pelatihan kader, pendampingan keluarga rawan, dan bantuan makanan bergizi merupakan langkah positif. Namun, tanpa kondisi ekonomi yang mendukung, program tersebut bisa jadi hanya solusi sementara.
Di provinsi Kalimantan Timur, prevalensi balita stunting tercatat 23,9% pada 2022. Pada 2023, angka itu sempat turun menjadi 17,46%. Namun pada 2024–2025, meskipun ada sedikit penurunan (2024: 22,2%), angka ini masih jauh dari target ideal dan masih di atas ambang aman menurut rekomendasi kesehatan masyarakat.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun intervensi kesehatan dan gizi dilakukan, prevalensi stunting tetap signifikan. Itu artinya, faktor ekonomi dan struktur sosial ikut menentukan kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Bila kemiskinan dan ketimpangan ekonomi dibiarkan, program teknis saja tak cukup.
Salah satu akar masalah yang paling krusial adalah struktur ekonomi yang timpang. Dalam sistem demokrasi kapitalisme yang diterapkan di Indonesia sekarang, distribusi sumber daya cenderung menguntungkan pemilik modal, sementara kelas pekerja dan keluarga rentan sering tertinggal. Penghasilan yang rendah, lapangan kerja terbatas, dan harga pangan yang sulit dijangkau membuat keluarga miskin kesulitan menyediakan makanan bernutrisi.
Oleh sebab itu, program pencegahan stunting meskipun penting akan selalu menemui batas jika kondisi ekonomi, distribusi kekayaan, dan kebijakan ekonomi tidak diubah secara fundamental. Tanpa reformasi sosial-ekonomi, intervensi seperti pelatihan kader atau bantuan pangan hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah dari akarnya.
*Keadilan, Amanah, dan Perlindungan Rakyat*
Dalam Islam, kesejahteraan seluruh rakyat adalah amanah bagi pemimpin (khalifah). Prinsip keadilan dan tanggung jawab sosial menjadi landasan dalam menjalankan pemerintahan dan kehidupan sosial. Beberapa dalil terdapat dalam Al-Qur'an dan umat diperintahkan untuk berlaku adil dan memenuhi amanah _“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum diantara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil.”_ (QS An-Nisa: 58)
Konsep kepemimpinan Islam menegaskan bahwa seorang pemimpin atau penguasa memiliki tanggung jawab terhadap rakyatnya. Sebagaimana hadits yang menyebut: _“Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”_ (HR. Bukhari dan Muslim)
*Pandangan Islam Memberikan Solusi Komprehensif*
Dalam sistem pemerintahan Islam, pemimpin adalah ra’in (pengurus) yang wajib memastikan terpenuhinya kebutuhan dasar setiap warga. Negara mengelola sumber daya untuk kepentingan rakyat, bukan segelintir pemilik modal. Dengan sistem ekonomi seperti ini, kemiskinan dapat ditekan sehingga stunting tidak akan tumbuh subur.
Lebih dari itu, Islam membangun manusia secara utuh, sehat jasmani, cerdas akal, dan kuat iman. Kombinasi ini melahirkan generasi yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga berakhlak dan siap menjadi pelanjut peradaban.
Singkatnya, jika kita ingin Indonesia memiliki masyarakat unggul di IKN, maka solusi harus sistemik. Pencegahan stunting tidak cukup hanya dengan program kesehatan, tetapi harus dibarengi perubahan tata kelola ekonomi yang menjamin kesejahteraan semua lapisan masyarakat. Tanpa itu, pembangunan sebesar apa pun hanya akan menjadi ilusi yang sulit diwujudkan. Dan, hanya perubahan dengan sistem Islam yang mampu mewujudkan generasi sehat, cerdas, beriman dan berdaya serta bebas stunting.