Ihta Tiana S. Pi
Penganiayaan dan kejahatan lainnya terus bertambah terutama kepada generasi, mungkin kita dulu melihat kejahatan di didunia maya saja tapi hari ini kejahatan itu semakin dekat bahkan ada di daerah kita sendiri.
Kasus penganiayaan semakin mengkhawatirkan dikalangan pemuda. Sebuah video yang menunjukkan dugaan penganiayaan di sebuah musala di Kecamatan Bener Kelipah, Kabupaten Bener Meriah, tengah viral di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun Tirna Sltn Uminyasilmi di platform Facebook, terlihat seorang pria dikeroyok oleh beberapa orang di hadapan jemaah lainnya.
Menurut informasi yang beredar, kejadian ini terjadi di Lot Bener Kelipah. Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab insiden tersebut. Namun, laporan sementara menyebutkan bahwa para pelaku saat ini sedang diamankan di rumah kepala desa untuk dimintai keterangan lebih lanjut.Tragisnya, ayah dari korban dikabarkan meninggal dunia akibat serangan jantung setelah menyaksikan anaknya dipukuli dalam kejadian tersebut (Keber Gayo 05/02/2025).
Kriminalitas dalam wujud penganiayaan, bulying, pengeroyokan dan lain sebagainya. Kini telah menjadi fenomena sosial yang terus berulang dengan kadar kejahatan yang semakin mengerikan. Kriminalitas dipandang tradisi di negeri ini, khusunya dikalangan pemuda termasuk pelajar dipicu oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah lemanhya kontrol diri, krisis identitas pemuda, disfungsi keluarga atau tekanan ekonomi, lingkungan rusak hingga lemahnya hukum dan penegakannya.
Lemahnya kontrol diri dan identitas pemuda, tidak lepas dari jauhnya mereka dari Islam. Hanya Islam yang mampu membentuk kepribadian mulia pada diri seseorang, namun kehidupan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan yang berjalan hari ini membentuk pola pikir sekuler dan pola sikap liberal dalam diri pemuda.
Alhasil tujuan hidup pemuda hanya pada aspek materi atau mencari kesenangan duniawi termasuk menyalurkan emosi melalui bulying, penganiayaan dan lain sebagainya. Hidupnya tidak produktif karena dipenuhi dengan aktivitas kesiasiaan bahkan membuat onar di tengah masyarakat.
Terbentuknya pemuda yang sekuler liberal juga tidak lepas dari disfungsi peran keluarga, keluarga terutama ibu yang berperan mendidik anak memiliki kepribadian Islam hari ini justru abai terhadap peran tersebut.
Penerapan sistem ekonomi kapitalisme yang menciptakan kemiskinan struktural telah memaksa para ibu bekerja membantu ekonomi keluarga, belum lagi banyak orang tua yang tidak memahami peran dan tanggung jawabnya terhadap anak.
Anak anak terlibat penganiayaan atau pengeroyokan di pengaruhi media yang mengedepankan bisnis dibanding edukasi, tayangan tayangan media hari ini mengarahkan potensi besar pemuda pada hal hal negatif atau kemaksiatan. Potensi besar pemudapun tersalurkan pada kerusakan bukan kebangkitan.
Belum lagi Negara abai terhadap pembentukan kepribadian mulia pada generasi. Negara dengan kebijakan kapitalisnya menerapkan sistem pendidikan sekuler yang justru merusak pemikiran generasi. Kabijakan kebijakan terkait generasi pun jauh dari kebjiakan yang manusiawi dan berujung pada menyianyiakan potensi pemudanya.
Berbeda dengan Islam yang menerapkan peraturan secara kaffah dalam suatu Negara yang berasaskan Islam disebut khilafah. Islam menetapkan negara sebagai penanggung jawab segala urusan umat termasuk pembentukan generasi yang berkualitas unggul dan bertakwa apalagi generasi didudukan sebagai pembangun peradaban Islam yang mulia.
Islam menempatkan keluarga sebagai madrasah pertama bagi anak. Ibu adalaha guru yang memiliki tanggung jawab mengenalkan anak identitas dirinya sebagai Muslim hingga ia berpikir dan beramal hanya dengan sandaran Islam. Hal ini akan menjadi pengontrol diri anak agar tidak mudah berbuat maksiat. Selain itu Islam memiliki sistem pendidikan yang akan menghasilkan generasi yang berkepribadian mulia yang mampu mencegahnya manjadi pelaku kriminal. Sebab inilah tujuan utama pendidikan Islam anak tidak hanya di siapkan terjun ke dunia kerja dan mendapatkan materi. Tetapi anak disiapkan menjadi generasi hebat yang mengarahkan potensi nya untuk berkarya dalam kebaikan. Mengkaji Islam dan mendakwahkannya serta terlibat dalam perjuangan Islam.
Inilah Islam, hanya Islam yang mampu menghasilkan generasi yang Intelektual, berkepribadian Islam dan ini tidak akan lahir dari sistem kapitalis yang rusak ini.
Wallahu'alam bissawab.