Dalam kunjungan tersebut, tim relawan mendatangi salah satu pos pengungsian yang menampung lebih dari 100 kepala keluarga (KK). Bantuan yang disalurkan berupa pakaian layak pakai, makanan siap saji, snack, serta sembako untuk memenuhi kebutuhan dasar warga korban banjir.
Berdasarkan pantauan di lapangan, ratusan rumah warga di wilayah tersebut terendam lumpur akibat banjir besar. Bahkan, sebagian rumah mengalami kerusakan berat hingga rata dengan tanah. Kondisi ini memaksa warga untuk mengungsi ke pinggiran bahu jalan agar lebih mudah dijangkau oleh kendaraan bantuan.
Selain kerusakan permukiman, listrik di Gampong Rumoh Rayeuk lumpuh total sejak hari pertama banjir hingga saat tim relawan tiba di lokasi, aliran listrik masih belum menyala. Padamnya listrik turut menyulitkan aktivitas warga serta proses pemulihan pascabanjir.
Akses transportasi darat menuju Gampong Rumoh Rayeuk saat ini hanya dapat dilalui melalui jalur alternatif. Hal ini disebabkan robohnya jembatan yang menjadi akses utama penghubung menuju desa akibat derasnya arus banjir. Mobilitas warga maupun relawan masih bergantung pada jalur alternatif. Relawan pun mengimbau masyarakat agar tidak menggunakan kendaraan pribadi, mengingat kondisi jalan yang berbatu dan juga dipenuhi lumpur sehingga belum aman dilalui.
Ke depan, komunitas Blockfarm dan Jak Gunong berencana melanjutkan aksi kemanusiaan ke wilayah Aceh Utara, dan tidak menutup kemungkinan akan diteruskan hingga Aceh Tengah, menyesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan di lapangan.
Sebagai bentuk kepedulian berkelanjutan, komunitas Blockfarm bersama Jak Gunong juga membuka donasi bagi masyarakat yang ingin menyalurkan bantuan kepada korban banjir. Donasi dapat disalurkan melalui koordinator komunitas, Muhammad Azzam melalui akun Instagram @0xwakjemmm, serta Fatih Al Qaribi melalui akun Instagram @patehsibolang_.
Aksi ini diharapkan dapat meringankan beban para korban banjir serta menjadi pengingat akan pentingnya solidaritas dan kepedulian bersama di tengah bencana.(R)
