Oleh: Nana Juwita, S.Si
Muslim Palestina harus merasakan kepedihan pada saat Idul Fitri, bahkan pasukan Israel membombardir Gaza saat warga Palestina merayakan Idul fitri 1446 H, Minggu (30/3). Sembilan orang tewas dalam serangan itu, termasuk lima orang anak-anak. Dilansir dari Aljazeera, warga Palestina menggelar Salat Idul fitri saat serangan Israel terus berlanjut. Sementara itu, Tentara Israel juga dilaporkan telah menyerbu beberapa rumah di Hebron, Tepi Barat. Mereka menduduki, mendobrak pintu dan menggeledah tempat tinggal. Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Palestina menyatakan Israel juga menolak untuk membuka sepenuhnya Masjid Ibrahimi di Hebron bagi Umat Islam Palestina untuk Idulfitri. (www.cnnindonesia.com, 30/03/25)
Mahdi yang merupakan warga Gaza yang tinggal di kamp pengungsian Wihdat menyampaikan awalnya semua terlihat normal. Namun dalam sekejap saja semuanya berubah. Bangunan menjadi puing berserakan, mobil-mobil terbakar. Pasukan Israel memasuki distrik kami. Pesawat-pesawat tempur melancarkan rentetan serangan brutal, dengan alasan mencari tawanan 4 tentera yang disandra oleh kami," kenang Mahdi, warga pengungsi di Wihdat dengan berkaca-kaca. "Tak ada seorang pun dari kami yang mengerti alasan soal tawanan itu. Saat itu semua orang berhamburan dan berlarian tanpa tahu ke mana harus pergi dengan aman. Alhamdulillah, Allah membawa ke tempat pengungsian ini. Di sini kami bertemu banyak orang baik," ujar pria paruh baya itu menambahkan. (www.metrotvnews.com, /30/03/25)
Bayangkan disaat umat Islam di negeri-negeri lain merayakan Idul Fitri dengan bahagia, memakai baju baru,berkumpul dengan keluarga dengan sajian makanan yang beranekaragam, di sisi lain umat Islam Gaza harus kehilangan keluarganya, jangankan baju baru apa lagi makanan rasanya merupakan barang langka yang susah untuk mereka dapatkan.
Idul Fitri adalah saat umat Islam bergembira karena telah berhasil menjalankan ibadah pada bulan Ramadan yang mulia dan banyak kebaikan, dan bertemu dengan bulan Syawal Sayangnya hari ini kebahagiaan tersebut belum dirasakan oleh semua umat Islam di berbagai penjuru dunia, terlebih di Palestina dan beberapa wilayah lainnya. Mereka harus berhadapan dengan penjajah yang kejam dan semakin brutal tak mengenal belas kasihan, bahkan terusir dari tanah kelahiran, terkatung-katung dilautan dll. Di saat kondisi Palestina seperti itu patutkah umat Islam yang lain berbahagia di atas penderitaan saudara-saudaranya di sana? Lalu apakah yang dapat umat Islam lakukan untuk dapat menghentikan penderitaan warga Gaza?
Makin buruknya kondisi Palestina tentunya sangat memprihatinkan. Umat Islam makin terjepit dan makin sengsara. Apa yang terjadi di Palestina harusnya dapat membuka mata dan hati manusia pada umumnya dan umat Islam khusunya, bahwa sistem hari ini sungguh sangat tidak layak menjadi rujukan dan sandaran kehidupan manusia dalam membangun peradaban manusia. Di sisi lain hal ini juga akan menghantarkan pada kesadaran bahwa sistem sekuler sudah diambang kehancuran karena kerusakan yang amat nyata akibat sistem sekuler kapitalisme. Situasi ini akan mendorong umat untuk mencari alternatif sistem yang lain. Dan pilihan satu-satunya hanya sistem islam. Dari sisi keimanan Islam adalah sistem yang shahih dari Allah swt, dari sisi Sejarah, islam sudah terbukti dalam Sejarah panjang penerapan Islam menghantarkan pada peradaban gemilang dengan kemajuan yang luar biasa.
Apa yang terjadi di Gaza harusnya dapat menguatkan keyakinan umat bahwa fajar kemenangan Islam akan makin dekat. Umat membutuhkan khilafah untuk dapat merasakan kebahagiaan hakiki, mendapatkan Ridha Allah karena penerapan aturan Allah secara kaffah. Yaitu umat harus berjuang untuk menegakkan khilafah karena khilafahlah pelindung hakiki umat Islam seluruhnya. Harus ada jamaah dakwah yang membangun kesadaran umat untuk berjuang menegakkan kembali Khilafah untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam. Adapun terkait dalil ynag menunjukkan kewajiban Khilafah yaitu:
Dalil Al-Qurán
Allah SWT berfirman: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sungguh Aku akan menjadikan di muka bumi khalifah’…” (TQS al-Baqarah ayat 30). Adapun dalil-dalil Al-Qurán yang menyatakan kewajiban khilafah yakni QS. An-Nisa ayat 59, QS. Al-Maidah ayat 48, dan lain-lain.
Dalil As-Sunnah
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: “Siapa yang mati sedangkan dilehernya tidak ada baiat (kepada imam/khilafah) maka ia mati seperti mati jahiliyah.” (HR. Muslim). Selain itu, Nabi pun pernah bersabda: “Bani Israil dulu diurus oleh para nabi. Ketika seorang nabi (Bani Israil) wafat, maka akan digantikan oleh nabi yang lain. Sesungguhnya, tidak seorang nabi pun sesudahku dan akan ada para khalifah yang berjumlah banyak.” (HR. Muslim).
Dalil Ijma’ Sahabat
Adapun dalil ijma’ sahabat maka para sahabat telah bersepakat atas keharusan mengangkat seorang khalifah (pengganti) bagi Rasulullah SAW setelah Beliau wafat. Mereka telah bersepakat mengangkat Abu Bakar sebagai khalifah. Sehingga jelas penegasan ijma’ sahabat terhadap kewajiban pengangkatan khalifah dari sikap mereka yang menunda penguburan jenazah Rasulullah SAW saat Beliau wafat.
Kesepakatan Ulama Aswaja
Seluruh imam Aswaja, khususnya imam empat madzab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafií dan Imam Hambali), bersepakat adanya khilafah dan menegakkannya ketika tidak ada, hukumnya wajib. Syeikh Abdurrahman al-Jaziri (w. 1360 H) menuturkan: “Para ulama mahzab (yang empat) telah bersepakat bahwa imamah (khilafah) adalah wajib ….” (Media Umat, edisi 212).
Persoalan Palestina jelas tidak akan selesai ketika sistem kapitalisme masih terus dipertahankan untuk mengatur urusan umat saatnya menjadikan Islam sebagai satu-satunya sistem yang mampu memberikan perlindungan bagi seluruh umat manusia. Perjuangan menegakkan khilafah harus menjadi agenda utama umat Islam. Oleh karena itu Umat harus bahu membahu berjuang menegakkan Khilafah dan memberikan dukungan penug terhadap partai ideologis islam yang sedang memperjuangkan bagi tegaknya Islam kafah. Karena kewajiban mewujudkan kembali Khilafah islam bukan hanya menjadi kewajiban parta saja, namun ini merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang ada. Sebagaimana sabda Nabi saw.:
إِنَّمَا اْلإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ
Sesungguhnya Imam (Khalifah) adalah perisai; orang-orang berperang di belakang dia dan berlindung kepada dirinya (HR Muslim).
Makna ”Al-Imâm Junnat[un]” dijelaskan oleh Imam an-Nawawi:“Maksudnya, Imam (Khalifah) itu ibarat tameng. Dia mencegah musuh untuk menyerang (menyakiti) kaum Muslim, juga mencegah masyarakat untuk saling menyerang satu sama lain. Dia pun melindungi keutuhan Islam. Dia disegani oleh masyarakat dan mereka pun takut terhadap kekuatannya.” (Syarh an-Nawawi ’alaa Muslim, 12/541).
Wahai kaum Muslim! Persoalan Gaza, sebagaimana derita Muslim Myanmar, Muslim Uyghur, dll, tak akan dapat diselesaikan tanpa kehadiran Khilafah Islam. institusi internasional seperti PBB, Liga Arab, bahkan Organisasi Konferensi Islam (OKI) enggan menghentikan kebrutalan zionis Yahudi yang disokong Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa.
Krisis Gaza juga menunjukkan bahwa entitas Yahudi begitu congkak dan brutal karena didukung oleh negara-negara besar. Amerika Serikat dan Uni Eropa selalu membela kepentingan Yahudi. Bantuan keuangan dan persenjataan terus mengalir untuk operasi militer di Gaza.
Inilah satu-satunya institusi pemerintahan yang dituntut oleh syariah Islam, yang bisa menyelesaikan persoalan Gaza. Khilafahlah yang akan melindungi Palestina dan mengusir entitas Yahudi dari seluruh tanah Palestina. Karena itu mari kita tegakkan kembali Khilafah Islam. Khilafahlah yang akan mengurus umat dengan syariah Islam. Khilafah pula yang akan membebaskan tanah Palestina dengan jihad fi sabilillah. WalLaahu a’lam bi ash-shawaab