Muhammad Johan Dilantik, Mampukah Ubah Wajah Kusam Pendidikan Aceh Utara?


author photo

22 Mei 2025 - 13.40 WIB



Aceh Utara, 22 Mei 2025 — Muhammad Johan, S.Pd., M.Pd., resmi menjabat sebagai Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Wilayah Kabupaten Aceh Utara. Pelantikannya oleh Gubernur Aceh, H. Muzakir Manaf, Senin (19/5), disambut dengan optimisme, namun juga dibayangi ekspektasi besar di tengah karut-marut sistem pendidikan daerah.

Dalam acara lepas sambut yang berlangsung Kamis (22/5) di Kantor Cabang Dinas Pendidikan Gampong Matang Ubi, Lhoksukon, seluruh kepala sekolah SMA dan SMK hadir menyambut nakhoda baru. Johan, dalam pidatonya, menyuarakan visi perubahan: pendidikan yang unggul, berkarakter, dan adaptif terhadap zaman.

Namun, pidato visioner itu segera berhadapan dengan realitas pahit di lapangan. Aceh Utara masih dikepung masalah klasik—akses pendidikan timpang, infrastruktur bobrok, dan kemiskinan yang terus menggerogoti masa depan siswa. Program ambisius seperti Sekolah Rakyat milik Pemkab pun belum lepas dari bayang-bayang skeptisisme publik.

“Kami ingin anak-anak Aceh Utara tidak hanya sekolah, tapi siap kerja. Siap hidup mandiri. Untuk itu, kita butuh lompatan, bukan langkah kecil,” ujar Johan lantang.

Ia menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, terutama dengan dunia usaha untuk menyerap lulusan SMK, serta dorongan kuat bagi lulusan SMA melanjutkan ke perguruan tinggi. Tapi benarkah ini bisa diwujudkan, sementara digitalisasi pendidikan masih terhambat koneksi internet yang tersendat dan literasi digital yang minim?

Revolusi Industri 4.0 memang jadi jargon di mana-mana, namun di Aceh Utara, revolusi itu bisa jadi hanya berhenti di spanduk dan seminar jika tidak dibarengi gebrakan nyata.

Tantangan Johan bukan sekadar mengurus data dan dokumen, tapi mengangkat derajat pendidikan dari ruang-ruang kelas yang nyaris roboh. Ini bukan soal jabatan, tapi pertaruhan moral seorang pemimpin pendidikan terhadap generasi yang dititipkan masa depan padanya.

Kini semua mata tertuju pada Johan. Para kepala sekolah berharap, pidato-pidato inspiratif itu segera bermetamorfosis menjadi kebijakan konkret, anggaran tepat sasaran, dan perubahan nyata di sekolah-sekolah.

Sebab satu hal pasti: jika Johan gagal menjawab tantangan ini, maka ia tak hanya akan kehilangan jabatan tapi juga kepercayaan sebuah generasi.(M)
Bagikan:
KOMENTAR
 
Copyright @ 2014-2019 - Radar Informasi Indonesia, PT