Dilatih dan Dilantik, Kader Remaja Darul Kamal Siap Jadi Konselor dan Edukator Sebaya


author photo

28 Jun 2025 - 17.07 WIB


Aceh Besar, 27 Juni 2025 – Sebanyak 21 remaja usia 15–19 tahun dari lima gampong (Empee Trieng, Lhang, Neusok, Biluy, dan Teubaluy) resmi dilantik menjadi kader remaja pendidik dan konselor sebaya dalam kegiatan Pelatihan Kader Edukator–Konselor Sebaya Taman Edukasi Kesehatan Remaja (TaKaSi–SeRa) PKM Darul Kamal 2.0. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 26–27 Juni 2025, dan merupakan kolaborasi antara Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) dan Puskesmas Darul Kamal.

Program ini merupakan lanjutan dari pelatihan generasi pertama yang digelar tahun lalu untuk 15 remaja dari tiga desa (Biluy, Teubaluy, dan Lamsod). Tahun ini, pelatihan diperluas mencakup lima desa, tiga di antaranya desa baru (Lhang, Empee Trieng, Neusok), dengan target membentuk kader yang lebih siap berperan aktif dalam promosi kesehatan remaja di lingkungan masing-masing, terutama di posyandu.

*Pembekalan Edukator dan Konselor Sebaya*
Pelatihan hari pertama dibuka dengan pengenalan kegiatan dan kontrak belajar. Sesi pertama membahas peran ganda edukator dan konselor sebaya, yang disampaikan oleh Imam Maulana. Dijelaskan bahwa kader tidak hanya menyampaikan informasi kesehatan, tetapi juga menjadi tempat curhat dan pendamping sebaya yang mampu memberikan arahan positif.

Sesi selanjutnya membahas kesehatan gizi remaja, dengan fokus pada prinsip gizi seimbang, pengukuran status gizi menggunakan antropometri, serta kemampuan menginterpretasikan hasilnya. Peserta juga dilatih memberikan edukasi dan konseling berbasis data gizi tersebut. Melalui sesi praktik, peserta belajar melakukan pengukuran status gizi teman sebaya, sebagai bekal untuk menjadi asisten petugas posyandu remaja di gampong masing-masing.

*Kesehatan Mental Remaja dan Praktik Konseling*
Ghina Tsabitah, mahasiswa Psikologi FK USK dan pengurus IKANMAS FK USK, memaparkan pentingnya kesehatan mental remaja, termasuk cara mengelola stres, membangun komunikasi sehat, serta pentingnya dukungan sebaya. Peserta belajar bahwa menjadi pendengar yang baik adalah bagian penting dari konseling.

Setelah ishoma, Imam Maulana memandu sesi tentang Pertolongan Pertama pada Luka Psikologis (P3LP), teknik konseling KAP–GATHER, serta simulasi konseling sebaya. Peserta diminta mempraktikkan peran konselor dan konseli dalam situasi yang sering dialami remaja.

*Metode Edukasi Partisipatif dan Rencana Aksi*
Hari kedua dibuka dengan ice breaking dan review hari pertama. Farah Novilianti Irawan menyampaikan materi tentang teknik edukasi partisipatif, meliputi diskusi aktif, bermain peran, dan refleksi, agar kader dapat menyampaikan pesan kesehatan dengan pendekatan menyenangkan.
Pelatihan dilanjutkan dengan sesi manajemen organisasi dan penyusunan rencana aksi, serta praktik edukasi perseorangan. Peserta kemudian berdiskusi untuk memilih ketua dan menyusun program kerja bulanan secara mandiri, tanpa intervensi orang dewasa. Kandidat ketua mempresentasikan program kerja TaKaSi–SeRa dan dilantik sebagai pengurus periode 2025–2026.

Ketua terpilih, Fina Inayatillah (18 tahun), menyampaikan harapannya: “Semoga rencana aksi yang telah kami susun dapat terlaksana dan memberikan manfaat untuk kesehatan masyarakat di desa-desa kami.”

*Pesan dan Apresiasi*
Kepala Puskesmas Darul Kamal, Maya Sopa, STP, menyampaikan apresiasi atas semangat para peserta. “Kami sangat senang kita bisa sampai ada gelombang kedua untuk pelatihan kader konselor dan edukator sebaya. Harapannya, semoga ke depan bisa ada gelombang ketiga dan keempat agar desa yang tersisa juga memiliki kader remaja. Untuk kegiatan yang adik-adik rencanakan nanti, silakan gunakan aula dan fasilitas puskesmas untuk pertemuan-pertemuan lanjutan.”

Camat Darul Kamal, Subhan, S.E., M.M., turut menyampaikan dukungannya, “Walaupun kecamatan kami jauh dari kota dan dekat dengan gunung, anak-anak kami memiliki keunggulan. Saya berharap mereka dapat menjadi penggerak kesehatan remaja di desa-desa. Saya juga ingin titip satu hal: mari biasakan diri untuk menggunakan bahasa Aceh, dan juga pelajari bahasa Arab, Inggris, dan Jerman.”

Imum Mukim Darul Kamal, Tgk. Rusdi, S.Pd.I, menambahkan, “Saya mengapresiasi anak-anak muda kami yang sejak dini sudah berupaya menjadi pribadi yang bermanfaat.”

Direktur Eksekutif GEN-A, dr. Imam Maulana, menegaskan pentingnya regenerasi kader remaja yang peduli pada isu kesehatan. “Kami ingin para remaja bukan hanya tahu, tapi juga berani bertindak dan menjadi sumber inspirasi bagi lingkungannya.”

*Testimoni Peserta*
Rifka Fitria (16 tahun): “Terima kasih karena sudah mengajari kami. Saya harap ke depan kita akan terus lanjut seperti ini dan semakin akrab.”
Tabayuna Muharama (17 tahun): “Kesan kegiatan ini sangat seru dan menarik. Terima kasih banyak untuk kakak-kakak yang sudah membimbing kami sampai di titik ini. Banyak perubahan yang saya rasakan.”
Kevindo Pratama (16 tahun): “Saya jadi tahu lebih banyak hal tentang kader remaja dan bisa bertemu teman-teman baru. Semoga kita terus belajar dan berkembang bersama.”

*Inovasi GEN-A untuk Indonesia Emas 2024*
Taman Edukasi Kesehatan Remaja (TaKaSi–SeRa) adalah pusat kaderisasi dan edukasi kesehatan remaja yang merupakan salah satu inovasi unggulan dari GEN-A. Berfokus pada pembentukan kader edukator dan konselor sebaya di tingkat desa, program ini bertujuan memandirikan masyarakat agar mampu menjadi agen perubahan secara bertahap. Inovasi ini diharapkan melahirkan generasi muda yang siap menjadi pemimpin, pendengar, dan pelopor gaya hidup sehat di komunitas masing-masing menuju Indonesia Emas 2045.

Ditulis oleh:
Elfianur (Relawan GEN-A)
Bagikan:
KOMENTAR