Nur Sukma Almira Yasmin (Aktivis Muslimah, Universitas Mulawarman)
Kondisi Pendidikan Saat Ini
Kondisi institusi pendidikan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya, dunia pendidikan yang harusnya menjadi tempat untuk menuntut ilmu, melahirkan para intelektual, justru malah menjadi wadah bercokolnya pelecehan seksual. Tentu kabar ini sangat menggemparkan publik dan sekaligus menjadi renungan bagi semua kalangan pihak, mengapa potret dunia pendidikan sangat menyedihkan dan kehilangan masa depan.
Kabar tentang pelecehan seksual di dunia pendidikan meliputi pelecehan antar guru dengan murid, antar teman, bahkan antar dosen dengan mahasiswa/mahasiswi. Tentu para pemangku kebijakan telah menindaklanjuti persoalan ini. Mulai dari disahkannya undang-undang terkait pelecehan seksual, namun, realitasnya, pelecehan seksual masih merajalela, bahkan masih massif terjadi di institusi pendidikan.
Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi?
Akibat Penerapan Sistem Rusak
Kabar soal pelecehan seksual bukanlah sesuatu yang baru. Kabar ini hanyalah fenomena gunung es, dengan kata lain masih banyak kabar yang luput dari pemberitaan.
Sungguh miris dan menyayat hati melihat potret dunia pendidikan kita hari ini yang bukannya memberikan angin segar justru malah memberikan kabar duka. Para generasi tidak memahami esensi menuntut ilmu, sementara para pendidik justru sibuk memenuhi hawa nafsunya. Dunia pendidikan menjadi ladang perbuatan maksiat.
Kebijakan pendidikan hari ini berbasis pemisahan agama dari kehidupan. Sehingga, sudut pandang yang justru dikedepankan adalah kebebasan berekspresi. Hal ini bisa terlihat dari tata cara berinteraksi antar lawan jenis yang tidak dibatasi. Hadirnya berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler yang justru mewadahi laki-laki dan perempuan untuk intens berkomunikasi hingga mengabaikan prinsip pergaulan yang telah diatur Islam, serta tumbuhnya laki-laki dan perempuan yang menyalahi fitrahnya akibat kebebasan berekspresi yang dianut oleh institusi kebijakan hari ini.
Tak selesai pergaulan antar lawan jenis, justru para pendidik juga turut serta menjadi pelaku pelecehan seksual. Memperturutkan hawa nafsunya karena tidak memiliki rasa ketakutan pada Allah akibat sistem pendidikan yang berbasis pemisahan agama dari kehidupan tadi, sehingga mau setinggi apapun gelar pendidik tersebut jika dibarengi dengan pendidikan yang menerapkan asas sekuler (pemisahan agama dari kehidupan) akan menghasilkan perilaku yang menyimpang juga.
Adapun kurikulum dunia pendidikan hari ini hanya berfokus pada ranah kapitalis. Yang mana, para generasi ditekankan hanya dalam lingkup berkarir dengan gaji melejit. Sedangkan arah pendidikan yang seharusnya adalah bukan hanya berfokus pada transfer ilmu mendapat nilai tinggi, tapi juga yang paling penting adalah soal pembangunan karakter yang sesuai dengan fitrah mereka. Mirisnya, negara pun lepas peran untuk menindaklanjuti permasalahan pendidikan secara serius.
Potret Pendidikan Versi Islam
Islam adalah world view (cara pandang), bukan hanya agama spiritual. Internalisasi Islam dalam institusi pendidikan akan berfokus mencetak generasi dan pendidik yang bersyaksyiah Islamiyyah. Sehingga yang kita akan jumpai adalah pendidik akan mengoptimalkan perannya sebagai pendidik dengan mengajarkan soal adab, moral juga sekaligus ilmu di bidang ekonomi, politik, sains, dan teknologi. Generasi akan disibukkan dengan belajar soal adab, dan ilmu-ilmu sains, teknologi lainnya.
Adapun jika terjadi penyelewengan, negara akan sigap hadir untuk memberikan hukuman yang sifatnya jawabir dan zawajir. Jawabir yakni berperan untuk penebusan dosa di dunia, dan zawajir yakni berperan untuk memberikan efek jera pada para pelakunya dan untuk mencegah lahirnya pelaku selanjutnya.
Sementara pendidikan dalam Islam basisnya adalah akidah dimana mereka juga mampu menguasai dan menjadi ahli di bidang ekonomi, politik, sains, teknologi, dan lain-lain di saat yang bersamaan mereka juga berakhlakul karimah dan bertakwa. Bervisi akhirat, menuntut ilmu bukanlah untuk mendapatkan nilai digit yang tinggi dari dunia industri, tetapi untuk meraih ridhlo Allah, karena telah Allah sebutkan bahwa barang siapa yang menuntut ilmu maka akan ditinggikan derajatnya.
Ini adalah persoalan cara berpikir dan visi misi. Visi dan misi yang ditanamkan dunia industri hari ini adalah bersifat cuan, manfaat dan keuntungan. Sedang Islam memberikan sudut pandang yang bukan hanya bersifat jangka pendek yakni hanya berfokus pada duniawi namun juga ukhrawi (untuk akhirat). Adapun pemenuhan kebutuhan hidup generasi dan rakyat lainnya haruslah dipenuhi dengan sebaik-baiknya melalui penerapan syariah Islam secara komprehensif. Mengapa demikian? Sebab Islam memiliki tata aturan dalam pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan rakyat. Dengan penerapan syariah Islam secara tuntas, bukan hanya manfaat materi yang didapatkan melainkan kita ingin meraih ridlo Allah lewat penerapan Islam di seluruh bidang. Penerapan ini hanya mampu diimplementasikan ketika di bawah naungan Daulah Islamiyyah.
Wallahu’alam Bish’Shawab.