Minim Antisipasi, Kasus DBD Mengancam Keselamatan Generasi


author photo

11 Feb 2024 - 02.38 WIB


Oleh: Ririn Indani.,SP (Aktivis Muslimah Samarinda)

Masih menjadi tantangan yang sama setiap tahunnya, kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Indonesia kembali meningkat. Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indoenesia (Kemenkes RI), hingga minggu ke-53 tahun 2023 tercatat ada 98.071 kasus dengan 764 yang berujung pada kematian (liputan6.com,04/02/2023).
Merupakan penyakit iklim tropis, perubahan suhu lingkungan imbas efek El nino yang memicu panas ekstrem di Indonesia pada bulan agustus hingga oktober 2023 lalu memberikan dampak yang cukup besar. Disusul dengan hujan yang mulai turun pada akhir tahun 2023 membuat bebarapa wilayah mengalami kelembaban, bedit air meningkat hingga banjir dan munculnya genangan air di sekitar pemukiman masyarakat. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kesadaran untuk pola hidup bersih dan sehat ditengah- tengah masyarakat. 

Tak hanya orang dewasa, penyakit DBD juga menjangkit anak- anak. Menurut data Kemenkes pada tahun 2022, melaporkan 73 persen dari 1.183 kematian akibat demam berdarah dangue adalah anak- anak dengan rentang usia 0- 14 tahun. 

Dan terbaru dengan kasus yang sama di Sumatera Selatan, kasus demam berdarah yang meningkat sejak bulan januari 2024 telah mencapai 754 jiwa, tercatat 7 diantara yang meninggal dunia adalah kelompok anak- anak dan remaja usia 5 sampai 15 tahun (Kompas.tv,01/02/2024).

Melihat korban yang berjatuhan sebagain besar adalah kelompok anak anak yang akan menjadi generasi penerus negeri ini. Maka negara harus tegas dalam menangani kasus ini dengan cepat dan tepat.

Ditambah penyebaran penyakit yang sangat cepat, penanganan yang lambat pada pasien BDB terutama anak- anak akan berakibat fatal dan dapat menyebabkan kematian. Karenanya dibutuhkan kerjasama oleh berbagai pihak termasuk masyarakat untuk mencegah penularan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk ini. 

Kesadaran akan adanya pencegahan harus dipahami sejak dini. Karenanya keseriusan negara dalam menangani kasus ini sangat dibutuhkan. Melihat kasus BDB dapat di cegah dengan beberapa langkah secara terpadu oleh beberapa pihak termasuk masyarakat. Seperti membangun kesadaran masyarakat akan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan juga perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang harus dioptimalkan.
Minim antisipasi, upaya yang diambil pemerintah adalah melalui program penyuntikan vaksin BDB kepada anak- anak yang diharapkan mampu mengendalikan dan menekan angka kenaikan kasus BDB. Lantas bagaimana dengan pasien dewasa yang terjangkit? Mengingat tak ada obat khusus yang dapat mengobati penyakit akibat gigitan nyamuk ini. 

Pemerintah bersama Badan Penyelenggara Jaminan Sosisal (BPJS) Kesehatan bekerjasama untuk memberikan perlindungan kesehatan ditengah- tengah masyarakat. Direktur utama BPJS Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc Ph.D., menyatakan “Ditahaun 2023, pembiayaan yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan untuk penanganan dengue mencapai Rp 1,3 triliun. Angka tersebut naik dari tahun sebelumnya Rp 626 miliyar”.

Melihat fakta kasus yang terus meningkat setiap tahunnya, menunjukkan solusi yang diambil pemerintah belum mampu menyentuh pada akar masalah yang ada. Ditambah PT Takeda Innovative Medicines yang menjadi mitra permerintah saat ini merupakan perusahan farmasi komersil yang fokus pada keuntungan.

Dari sini dapat kita lihat bahwa, sektor kesehatan masih menjadi ladang bagi para kapital untuk mencari keuntungan. Dimana negara seharusnya menyiapkan mekanisme akses Rumah Sakit dengan cara yang tepat dan gratis. Disamping negara juga mengoptimalkan edukasi pada masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat sebagai upaya pencegahan dasar yang dapat dilakukan pada tingkat rumah tangga.
Di sisi lain, dengan kesadaran politik yang rendah, rendahnya pendidikan dan kemiskinan yang menimpa, masyarakat akan berpikir pragmatis, sehingga mudah dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.
Sedangkan dalam Islam, kesehatan menjadi jaminana negara yang diberikan secara gratis. Negara juga akan mengedukasi rakyat dengan nilai-nilai Islam termasuk untuk hidup bersih dan sehat. Dan negara juga menyiapkan upaya pencegahan dengan teknologi unggul dan merata disemua wilayah Daulah islam
Waallahu a’lam bishawab
Bagikan:
KOMENTAR