DUKA DI PERAYAAN, PANTASKAH DILESTARIKAN ?


author photo

31 Jul 2024 - 21.05 WIB



Oleh : Hafizah D.A.

Dunia prank remaja lagi-lagi viral. Kali  ini ketua OSIS SMAN 1 Cawas, Klaten, Jawa Tengah yang menjadi korban. Tak tanggung-tanggung, buah pahit dari keisengan dan sekedar menghadirkan keseruan berupa kejutan ulang tahun tersebut adalah kematian.

Setelah ritual balur tepung dan telur, almarhum diceburkan oleh beberapa teman tim OSIS-nya ke dalam kolam sekolah. Naas, saat keluar dari kolam, korban menginjak kabel listrik dari pompa air kolam dan terkena kejutan listrik. Almarhum sempat dilarikan ke rumah sakit tapi nyawanya tak tertolong.(www.kompas.tv/regional/521612/6-orang-diperiksa-soal-kejutan-ultah-berujung-maut-di-klaten)

Kematian almarhum tentu saja takdir. Harus diterima dengan ikhlas sebagai bentuk keimanan pada-Nya. Tetapi jalan dari kematiannya, itu adalah satu masalah berbeda. Korban menempuh kematian sebagai hasil dari tindakan gegabah yang harusnya tidak perlu dilakukan orang lain terhadapnya. 

NORMALISASI NIR MANFAAT

Seringkali remaja jaman sekarang bertindak tanpa pikir panjang. Yang diincar hanya sekedar kesenangan singkat belaka. Semata menertawai dan berlari sebentar dari kompleksitas kepahitan hidup. Kosong misi cemerlang dalam tindakan spontannya. Tren perayaan ultah misalnya. Hanyalah bentuk gaya hidup hedon dan FOMO dalam  bentuk pertunjukan eksistensi diri yang nir faedah dari cara pandang kapitalis sekuler. Bahkan menjadi tindakan perundungan yang dinormalisasi. 

Dari sisi perangkat sekolah pun terkesan acuh dan membiarkan tindakan sia-sia dan mubazir yang dilakukan siswanya. Toh pikir sekolah apa yang mereka lakukan hanyalah sekedar kesenangan ringan remaja belaka. Tetapi nyatanya berakhir menjadi boomerang bagi mereka karena minimnya mitigasi pencegahan bencana yang dilaksanakan atas sarana dan prasarana penunjang sekolah.

BERFIKIR DANGKAL

Berfikir mendalam adalah satu hal yang langka dilakukan generasi z dan alpha. Sebagai generasi native digital, tiap jengkal hidupnya terbiasa dipermudah oleh dukungan gawai dan teknologi canggih. Tak suka delete saja. Tak setuju unfollow. Komentar bebas berjiwa liberal dan permisif nir adab adalah satu lagi ciri khas mereka dalam bergaul di dunia maya. Terjebak di kehidupan maya, di alam nyata minim gerak hidupnya. Mudah jengah karena daya tahan yang rendah atas  hambatan dan gangguan, menjadikan mereka cenderung bertindak impulsif terhadap bahkan masalah sepele yang dihadapinya. 

Inilah akibat dari diterapkannya cara pandang hidup kapitalis sekuler. 

Tujuan hidup yang berorientasikan materi dan tercapainya kesenangan hidup menjadikan jiwa-jiwa bebas merdeka melakukan segala hal meski itu mendatangkan mafsadat baginya dan mudhorot bagi orang lain. 

Abainya pemerintah akan konten-konten flexing dan FOMO yang mendatangkan cuan bagi Negara mengakibatkan jiwa-jiwa lemah iman dituntut untuk melampiaskan narsisme dengan berbagai cara meski melanggar aturan agama sekalipun. Agama hanya dicukupkan pada ranah ibadah ritual, dipinggirkan dalam kehidupan harian.

Sistem pendidikan sekuler yang dijalankan pemerintah tak mampu  membentuk kepribadian dengan karakter khas yang mampu bertanggung jawab atas perbuatannya. Ini karena agama hanya diajarkan sebatas pelajaran, tidak dijadikan tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Kaidah berfikir dan beramal yang benar pun dirusak oleh cara pandang sekuler.

KEPRIBADIAN MUSLIM KAFFAH

Berbeda sekali dengan pengaturan hidup ala sistem Islam. Negara akan menjadikan aqidah Islam sebagai landasan hidup bermasyarakat dan bernegara dengan penerapan syariat kaffah dalam setiap lini kehidupan. 

Dengan begitu, sistem pendidikannya menghasilkan muslim yang berkepribadian Islam, dimana pola pikirnya selalu disandarkan pada cara pandang Islam sehingga menghasilkan pola sikap yang bersesuaian dengan ketentuan syara’. Inilah yang dimaksud dengan kaidah berfikir dan beramal yang shohih. Menjadikan muslim mampu berhati-hati dalam bertindak dan bertanggung jawab atas tiap amal perbuatannya.

Kaidah berfikir benar dan mendalam menurut cara pandang Islam akan menggiring manusia pada kesadaran bahwa dirinya, kehidupan, dan alam semesta hanyalah sebatas makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Karena itu, ia rela hidupnya diatur oleh Sang Pencipta. Sehingga, tiap potensi yang ia miliki akan terimplementasi berupa tindakan yang bersesuaian dengan fitrahnya dan tidak menimbulkan keburukan untuk dirinya maupun orang lain. Ia pun sadar bahwa kehidupan di dunia adalah tempat sementara untuk membajak semua amal sholih dan shohih. Kelak Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban di akhirat. Terbentuklah individu yang bertakwa.

Karakter muslim seperti ini akan terwujud sebagai manusia yang semakin takut dan taat pada Allah SWT saat ia menuntut ilmu. Karena keilmuan yang ia pelajari semakin mendekatkan dirinya pada keagungan-Nya.

Dengan penerapan sistem pendidikan Islam, manusia dibentuk menjadi individu yang bermanfaat untuk kehidupan melalui pengembangan keilmuan dan inovasi teknologi terapan. Tidak sekedar egois dan individualis demi pencapaian materialistik hidupnya sendiri. Sebut saja beberapa ilmuwan muslim di masa keemasan pemerintahan Islam. Al-Idrisi sebagai pionir kartografi. Al-Khawarismi sebagai ahli matematika penemu angka nol yang merupakan pangkal teknologi berbasis digital sekarang. Maryam Atstsurlabi sebagai ilmuwan pionir asal mula GPS. Dan masih banyak yang lainnya.

Masyarakat pun akan terbentuk kesadarannya untuk tidak menormalisasi segala bentuk kemaksiatan dengan beramar ma’ruf dan nahi mungkar kepada sesama. 

Negara juga akan mengamankan jaringan dunia maya dari konten-konten tak bermanfaat yang merusak aqidah umat.

Inilah bentuk tanggung jawab Negara Islam dalam mengurusi kehidupan dan melindungi aqidah warganya. Maka tidak akan ada lagi bentukan generasi lemah dan gegabah yang mengerjakan hal tak berfaedah hanya untuk kesenangan semu. Wallahu’alam.
Bagikan:
KOMENTAR