Oleh: Yulia Ekawati, S.Pd ( Aktivis Dakwah Kampus)
Bicara soal generasi tak lepas dari kaum muda, membahas kaum muda membuat hati membara, karena generasi muda adalah penerus yang akan mendapat tongkat estafet kepemimpinan dan menentukan kemana arah bangsa ini nantinya.
Mirisnya tiap kali berbicara generasi muda, ada saja gebrakannya. Kali ini kita dibeberkan fakta, bahwa generasi kali ini sudah tak sekuat dulu. Generasi sekarang ini dihantui mental healt yang meresahkan.
Berdasarkan Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2024, tercatat bahwa 34,9 persen atau sekitar 15,5 juta remaja mengalami gangguan kesehatan mental. (Diswaid/16/02/2025)
Ternyata penyebab dari kondisi ini salah satunya adalah teknologi, Sebut saja paparan terhadap standar kecantikan yang tidak realistis, cyberbullying, dan kecanduan digital yang bisa memengaruhi kesehatan mental remaja.(Kompas/02/12/2025)
Fenomena generasi ini disebabkan oleh generasi yang mudah sekali mendiagnosis dirinya sendiri entah butuh healing lah, stress lah dan masih banyak lagi. Selain itu hidup yang lebih sejahtera dibanding generasi lalu membuat generasi sekarang lebih manja, ditambah narasi narasi yang kurang berpengetahuan dari orang tua yang membuat berbagai masalah mental mudah menyerang plus mereka mudah sekaliari dari masalah ketimbang untuk menghadapinya.
Namun tak hanya itu masalahnya, generasi yang semakin tak tearah ini adalah bukti bahwa negara gagal dalam membina generasi, maka Indonesia emas yang diidam idamkan hanya ilusi belaka, yang terjadi hanya Indonesia semakin cemas. Selain itu penerapan sistem yang ada juga menambah ruwetnya masalah.
Negara secara sadar menerapkan sistem Kapitalisme sekulerisme dan berdampak mewarnai kehidupan dalam berbagai aspek. Pendidikan sekuler misalnya, membentuk remaja berperilaku liberal yang gagal memahami jati dirinya. Gagal memahami tujuan sebenar benarnya dia hidup di dunia sehingga remaja pun gagal memahami penyelesaian shahih atas segala persoalan kehidupannya. Maka penyakit mental tentu tak terhindarkan.
Selain dari segi pendidikan, paparan media yang sangat transparan menyebabkan mereka ikut ikutan dengan apa yang diperlihatakn dalam media,ditambah adanya perasaan malu karena gagal memenuhi standar sukses dan sempurna dalam norma masyarakat dan media massa.
Ini menjadi sorotan, bagi pemangku kekuasaan dalam suatu negara, yang mana penerapan sistem sangat mempengaruhi bagaimana masyarakan bertindak memilah informasi dan menyerap informasi yang ada, sehingga penerapan sistem yang salah akan menyebabkan berbagai problematika yang tidak bisa diselesaikan dengan mengandalkan nafsu belaka.
Lantas bagaimana seharusnya masalah kesehatan mental ini diselesaikan kalau ternyata sistem hari ini hanya menambah masalah. Tentu kita harus kembali pada aturan sang pencipta. Dialah yang menciptakan manusia dengan seperangkat dengan aturannya, maka mesti kita mengambil aturan itu bukan malah seenaknya membuat aturan sendiri. Karena menggunakan aturan dari sang pencipta berarti kita mendapat jaminan kehidupan yang terbaik dunia dan akhirat. Penerapan syariah islam secara menyeluruh adalah satu satunya solusi dari segala problematika yang ada.
Penerapan syariah islam secara menyeluruh akan melahirkan generasi yang tangguh, paham tanggung jawab, dan tak mudah di goyahkan oleh keadaan. Dimulai dari penerapan pendidikan yang mengedepankan akidah yang mengarahkan generasi penerus ke arah tujuan yang benar, sehingga mudah untuk iklas jika segala sesuatu tak sesuai keinginan.
Dikarenakan puluhan tahun pendidikan kita bergelut dengan sekularisme ternyata menghasilkan individu sekuler, materialistis, hedonis, jauh dari visi mulia, bahkan lemah secara psikis. Pada akhirnya, kesehatan mental mudah terganggu oleh masalah hidup, baik yang terkategori receh, ringan, apalagi berat
Sistem yang mampu menciptakan generasi yang hebat hanyalah sistem pendidikan berbasis islam. Bukti nyatanya adalah peradaban islam yang agung mampu berdiri kokoh selama lebih dari 13 abad mewujudkan generasi brilian, beriman, dan bertakwa.
Ditambah pengontrolan media yang dapat mempengaruhi remaja, juka diberlakukan agar tidak mudah.
Selain itu, optimalisasi lembaga media dan informasi dengan menyaring konten dan tayangan yang tidak mendukung bagi perkembangan generasi, seperti konten porno, film berbau sekuler liberal, media penyeru kemaksiatan, dan perbuatan apa saja yang mengarah pada pelanggaran terhadap syariat Islam.
Syariah islam menjamin keselamatan generasi dari ancaman dunia yang menyesatkan, bahkan Allah sendiri yang menjamin, lantas kenapa kita masih berharap pada siatem buatan manusia?.
Telah terbukti dalam sejrah pemerintahan islam melahirkan pemuda pemuda yang luar biasa, sebut saja Zaid bin Tsabit. Ia merupakan sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam yang dipercaya menjadi penulis wahyu (Al-Qur’an) dan penerjemah di usia yang tergolong muda.
Tak hanya itu ada juga Usamah bin Zaid, seorang pemuda yang juga berjasa dalam sejarah peradaban Islam. Bagaimana tidak, saat usianya masih 18 tahun, ia dipercaya menjadi panglima perang dan memimpin sebuah pasukan, di mana pasukan tersebut berisi para sahabat luar biasa seperti Umar bin Khattab juga Abu Bakar Ash-Shidiq.
Pemuda luar biasa selanjutnya ada Mu'adz bin Jabal, sahabat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam yang terkenal cerdas. Wawasannya yang luas dan mendalam tentang ilmu fiqih, tak heran ia disebut oleh Rasulullah sebagai orang yang paling mengerti tentang halal dan haram. Ia berasal dari Kabilah Aus, salah satu Kabilah terpandang di Madinah. Sejak memeluk Islam di usianya yang ke-18 tahun, Muadz sudah banyak ikut andil dalam mengembangkan peradaban Islam. Mulai dari ikut serta dalam Perang Badar dan seluruh perang yang diikuti Rasulullah sampai menjadi duta besar Islam pertama yang dikirim Nabi Muhammad.
Selanjutnya nama pemuda yang tidak mungkin tidak kita kenal yakni Muhammad Al-Fatih. Pada masa pemerintahannya, Muhammad Al Fatih berhasil menaklukan Konstantinopel (sekarang Istanbul, Turki) dari Kekaisaran Romawi Timur pada tahun 1453 di usianya ke-21 tahun.
Peristiwa ini sudah seperti jawaban atas Sabda Rasulullah Shallahu 'Alaihi Wassalam yang diriwayatkan dalam hadits Ahmad, bahwa “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
Masya Allah, tidak mau kah kita menjadi seperti beliau beliau, pemuda hebat yang menerjang tantangan, yang hanya akan terwujud dalam sistem islam. Untuk mencetak para pemuda yang luar biasa, dibutuhkan pembentukan kepribadian Islam dan melalui penanaman tsaqafah Islam. Maka dari itu generasi kita juga membutuhkan lingkungan yang menyehatkan fisik dan psikisnya untuk bisa tumbuh. Lingkungan tersebut akan bisa terwujud dalam sistem kehidupan Islam. Dengan kehidupan Islam, generasi yang akan datang mampu mengembangkan potensinya untuk membangun peradaban.
Wallahu'alam bissawwab.