Menghadapi Tantangan Ketahanan Pangan: KKN Kelompok 175 Universitas Malikussaleh Implementasikan Sistem Pertanian Berkelanjutan di Desa Teupin Keubeu


author photo

3 Feb 2025 - 22.42 WIB




Ketahanan pangan merupakan isu krusial yang semakin mendesak, terlebih dengan adanya perubahan iklim, peningkatan jumlah penduduk, dan keterbatasan sumber daya alam, khususnya lahan pertanian. Untuk itu, kelompok Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Malikussaleh, kelompok 175, mengambil langkah konkret dengan memperkenalkan sistem pertanian berkelanjutan sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan di Desa Teupin Keubeu, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara.

Pada Sabtu, 1 Februari 2025, program yang dilaksanakan ini bertujuan untuk membantu petani lokal dalam mengelola sumber daya alam secara efisien, meningkatkan hasil pertanian, serta memperkuat ketahanan pangan jangka panjang di daerah tersebut. Program ini, yang berfokus pada penerapan teknik pertanian ramah lingkungan, menawarkan solusi praktis bagi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat pertanian di daerah tersebut.

Sistem pertanian berkelanjutan adalah suatu pendekatan yang tidak hanya memperhatikan kebutuhan pangan, serat, dan bahan bakar saat ini, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan pemeliharaan kualitas lingkungan untuk generasi mendatang. Pendekatan ini sangat relevan di tengah ancaman degradasi lingkungan dan terbatasnya sumber daya alam yang semakin memperburuk ketahanan pangan global.

Andika Pratama, ketua Kelompok KKN 175, menjelaskan bahwa program ini bekerja langsung dengan petani lokal dalam mengintegrasikan berbagai teknik pertanian yang ramah lingkungan. Beberapa di antaranya adalah rotasi tanaman, penggunaan pupuk organik, serta pengelolaan air yang efisien. "Kami berharap agar para petani di desa ini dapat mengadopsi praktik-praktik yang kami ajarkan, sehingga mereka bisa memperoleh hasil yang lebih baik dan pada saat yang sama menjaga kelestarian alam," katanya.

Umaruddin Usman, S.E., M.Si, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Kelompok KKN 175, menambahkan harapannya agar penerapan sistem pertanian berkelanjutan ini dapat diperluas dan diterapkan secara lebih luas di masyarakat. Sistem ini diharapkan menjadi model yang efektif bagi masyarakat dalam menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih berkelanjutan. "Program ini tidak hanya penting untuk desa Teupin Keubeu, tetapi juga dapat dijadikan contoh untuk daerah lain yang menghadapi tantangan serupa," ujar Umaruddin.

Sementara itu, Kepala Desa Teupin Keubeu, Nazaruddin, menyampaikan dukungan penuh terhadap program ini. "Kami sangat menghargai upaya mahasiswa KKN yang telah membawa pengetahuan baru tentang pertanian berkelanjutan. Ini adalah langkah besar dalam meningkatkan ketahanan pangan di desa kami," ungkap Nazaruddin, yang menyadari bahwa pengembangan kapasitas petani lokal menjadi kunci untuk memperbaiki keadaan pangan di tingkat desa.

Seorang petani desa, Mustafa, turut mengungkapkan manfaat langsung dari program ini. "Sebelumnya, kami sering kesulitan dalam mengelola tanaman dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Tetapi, dengan pengetahuan yang kami peroleh dari mahasiswa KKN, kami sekarang bisa bertani lebih efisien dan lebih berkelanjutan," jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman yang diberikan kepada petani lokal tidak hanya berdampak pada peningkatan hasil pertanian, tetapi juga pada cara mereka merawat dan melestarikan lingkungan sekitar.

Namun demikian, tantangan besar masih ada di depan mata. Meskipun keberhasilan awal ini patut diapresiasi, implementasi sistem pertanian berkelanjutan di tingkat yang lebih luas memerlukan komitmen yang lebih kuat dari berbagai pihak, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun masyarakat itu sendiri. Ketahanan pangan yang sejati hanya akan tercapai jika pendekatan ini diintegrasikan dalam kebijakan pertanian nasional yang lebih holistik dan berbasis pada keberlanjutan lingkungan.

Keseluruhan, kegiatan ini menjadi langkah awal yang sangat penting dalam mengatasi krisis ketahanan pangan yang kian mendalam. Program KKN Kelompok 175 ini tidak hanya memberikan solusi praktis, tetapi juga membuka peluang bagi petani untuk memanfaatkan pengetahuan yang lebih maju dan bertanggung jawab terhadap alam. Semoga inisiatif ini dapat menjadi model yang menginspirasi perubahan signifikan dalam pola pertanian yang lebih adil, efisien, dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.(**)
Bagikan:
KOMENTAR