Devi Ariani
Pemerhati umat
Suasana duka kembali menyelimuti umat Islam di Gaza. Pada Hari Raya Idul Fitri 2025, 64 orang tewas dibunuh oleh Israel.
Melansir Aljazeera, Israel kembali mengebom jalur Gaza pada Minggu (30/3/2025) dini hari waktu setempat. Israel meyerang tenda dan rumah saat warga Palestina merayakan Idul Fitri 1446.
Situasi kemanusiaan di Gaza pun memburuk. Israel lagi-lagi menghentikan pengirman bantuan untuk masuk ke wilayah tersebut.
"Masyarakat Palestina seharusnya bisa menikmati makanan istimewa saat Idul Fitri, tetapi hari ini mereka bahkan kesulitan mendapatkan satu kali makan," kata jurnalis Al Jazeera Hind Khoudary dari Deir el-Balah
Idul Fitri adalah saat umat Islam bergembira karena telah berhasil menjalankan ibadah pada bulan Ramadan yang mulia dan banyak kebaikan, serta bertemu dengan bulan Syawal.
Tetapi sayangnya , kebahagiaan syawal itu tidak dirasakan semua umat islam di penjuru dunia , terutama di Palestina , mereka harus berhadapan dengan penjajah yang kejam dan semakin dzolim , tak kenal yang namanya belas kasihan , sampai tidak melihat situasi untuk trus menjajah warga palestina, sampai Akses apapun di batasi.
Realitas ini menunjukkan bahwa kebahagiaan umat belumlah sempurna, karena sebagian umat Islam, khususnya di Palestina, berada dalam kesengsaraan bahkan terancam nyawanya, jauh sejak sebelum bulan Ramadhan tiba, selama bulan Ramadhan, hingga bulan Syawal.
Kondisi palestina semakin buruk tentunya sangat memprihatinkan. Umat Islam pun makin terjepit dan makin sengsara. Kondisi buruk seperti ini , akan membuka mata dan hati manusia pada umumnya dan umat Islam khususnya, bahwa sistem hari ini sungguh sangat tidak layak menjadi rujukan dan sandaran kehidupan manusia dalam membangun peradaban manusia.
Hal ini juga akan menghantarkan pada kesadaran pada manusia khususnya umat Islam ,bahwa sistem sekuler sudah diambang kehancuran karena kerusakan yang amat nyata akibat sistem sekuler kapitalisme. Situasi ini akan mendorong umat untuk mencari alternatif sistem yang lain, dan pilihan satu-satunya hanya sistem Islam.
Di sisi lain sejak terjadinya serangan terhadap Palestina, seruan aksi boikot digaungkan di berbagai negeri Muslim, termasuk di Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina, MUI mengeluarkan Fatwa No. 83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina yang ditandatangani pada 8 November 2023. Dengan tegas, MUI memfatwakan wajib hukumnya mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Yahudi.
Umat Islam pun menunjukkan semangat untuk kemerdekaan Palestina dengan gerakan boikot produk pro-Yahudi; sejatinya, Palestina dekat di hati umat meski jauh di mata. Sejatinya, gerakan boikot ini akan efektif jika dilakukan oleh negara secara total. Dengan adanya campur tangan negara, hal ini akan efektif melemahkan Yahudi karena negara memiliki kekuatan politik.
Meskipun bisa ,negara tidak melakukan boikot tersebut karena realitasnya negara terjajah secara ekonomi. Negara tergantung pada para kapitalis dan bahkan terkesan menjaga serta menghamba pada kepentingan oligarki, sehingga tidak berani memboikot produk yang pro-Yahudi. Miris, pemerintah negeri ini justru berkolaborasi dengan kapitalis oligarki yang mendanai Yahudi untuk menyerang rakyat Palestina.
Maka dari itu melakukan gerakan baikot hanya dilakukan oleh segelintir orang saja , sehingga gerakan baikot dilakukan oleh orang orang pro kepada Palestina , seperti lembaga kemanusiaan ,dan umat yang punya rasa kemanusiaan dan aqidah yang sama ,
Seharusnya Indonesia sangat bisa memboikot produk pro-Yahudi secara total, yaitu dengan cara lepas dari penjajahan ekonomi kapitalis oligarki, terlepas dari cengkeraman gurita bisnis para pengusaha pro-Yahudi. Semuanya bisa terwujud jika negara melepaskan ideologi kapitalisme yang menuhankan materi, menjauhkan agama dari kehidupan, dan menggantinya dengan menerapkan ideologi Islam.
Realitasnya, pemerintah seolah mati nuraninya. Saat aksi bela Palestina, para penguasa hadir tetapi tidak menggunakan kekuasaannya untuk membela Palestina, hanya sekadar formalitas saja: doa dan donasi, mereka hanya bisa mengecam tanpa aksi nyata. Yang dibutuhkan Palestina saat ini bukan hanya kecaman; nyawa dan kehidupan mereka dipertaruhkan setiap detiknya. Yang mereka butuhkan adalah aksi nyata dengan mengirim pasukan untuk melawan dan mengusir para penjajah entitas Yahudi.
Halnya Sekat nasionalisme yang menjadi penghalang dan mengikis ikatan akidah antara kaum Muslim. Nasionalisme memadamkan makna persaudaraan karena iman dan Islam.
Nasionalisme lahir dari sistem sekuler kapitalisme, yang tidak hanya mengikis ikatan akidah para penguasa Muslim, tetapi juga membuat mereka rela melakukan segala cara demi kedudukan dan kekuasaan dengan menunjukkan loyalitas tanpa batas terhadap penjajah. Mereka sibuk dengan masalah negerinya masing-masing, mengesampingkan krisis Palestina.
Islam adalah solusi hakiki untuk memerdekakan palestina
Islam adalah agama yg paripurna bukan hanya mengatur dalam masalah ibadah mahdah saja ,tetapi juga sebagai solusi atas setiap problematika yang ada ,khususnya islam punya cara dan solusi yang hakiki dalam membebaskan palestina.
Dengan diterapkannya Islam sebagai ideologi, bukan hanya boikot total yang bisa dilakukan; pemerintah juga bisa mengirimkan kekuatan militer, bukan hanya untuk menjaga perdamaian, tetapi juga untuk jihad membebaskan Palestina dari penjajahan entitas Yahudi.
Dari sisi sejarah, Islam sudah terbukti dalam sejarah panjang penerapan Islam yang menghantarkan pada peradaban gemilang dengan kemajuan yang luar biasa. Hal ini akan menguatkan keyakinan umat bahwa fajar kemenangan Islam akan semakin dekat. Umat membutuhkan khilafah untuk merasakan kebahagiaan hakiki dan mendapatkan ridha Allah karena penerapan aturan Allah secara kaffah.Suasana duka kembali menyelimuti umat Islam di Gaza. Pada Hari Raya Idul Fitri 2025, 64 orang tewas dibunuh oleh Israel.
Melansir Aljazeera, Israel kembali mengebom jalur Gaza pada Minggu (30/3/2025) dini hari waktu setempat. Israel meyerang tenda dan rumah saat warga Palestina merayakan Idul Fitri 1446.
Situasi kemanusiaan di Gaza pun memburuk. Israel lagi-lagi menghentikan pengirman bantuan untuk masuk ke wilayah tersebut.
"Masyarakat Palestina seharusnya bisa menikmati makanan istimewa saat Idul Fitri, tetapi hari ini mereka bahkan kesulitan mendapatkan satu kali makan," kata jurnalis Al Jazeera Hind Khoudary dari Deir el-Balah
Idul Fitri adalah saat umat Islam bergembira karena telah berhasil menjalankan ibadah pada bulan Ramadan yang mulia dan banyak kebaikan, serta bertemu dengan bulan Syawal.
Tetapi sayangnya , kebahagiaan syawal itu tidak dirasakan semua umat islam di penjuru dunia , terutama di Palestina , mereka harus berhadapan dengan penjajah yang kejam dan semakin dzolim , tak kenal yang namanya belas kasihan , sampai tidak melihat situasi untuk trus menjajah warga palestina, sampai Akses apapun di batasi.
Realitas ini menunjukkan bahwa kebahagiaan umat belumlah sempurna, karena sebagian umat Islam, khususnya di Palestina, berada dalam kesengsaraan bahkan terancam nyawanya, jauh sejak sebelum bulan Ramadhan tiba, selama bulan Ramadhan, hingga bulan Syawal.
Kondisi palestina semakin buruk tentunya sangat memprihatinkan. Umat Islam pun makin terjepit dan makin sengsara. Kondisi buruk seperti ini , akan membuka mata dan hati manusia pada umumnya dan umat Islam khususnya, bahwa sistem hari ini sungguh sangat tidak layak menjadi rujukan dan sandaran kehidupan manusia dalam membangun peradaban manusia.
Hal ini juga akan menghantarkan pada kesadaran pada manusia khususnya umat Islam ,bahwa sistem sekuler sudah diambang kehancuran karena kerusakan yang amat nyata akibat sistem sekuler kapitalisme. Situasi ini akan mendorong umat untuk mencari alternatif sistem yang lain, dan pilihan satu-satunya hanya sistem Islam.
Di sisi lain sejak terjadinya serangan terhadap Palestina, seruan aksi boikot digaungkan di berbagai negeri Muslim, termasuk di Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina, MUI mengeluarkan Fatwa No. 83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina yang ditandatangani pada 8 November 2023. Dengan tegas, MUI memfatwakan wajib hukumnya mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Yahudi.
Umat Islam pun menunjukkan semangat untuk kemerdekaan Palestina dengan gerakan boikot produk pro-Yahudi; sejatinya, Palestina dekat di hati umat meski jauh di mata. Sejatinya, gerakan boikot ini akan efektif jika dilakukan oleh negara secara total. Dengan adanya campur tangan negara, hal ini akan efektif melemahkan Yahudi karena negara memiliki kekuatan politik.
Meskipun bisa ,negara tidak melakukan boikot tersebut karena realitasnya negara terjajah secara ekonomi. Negara tergantung pada para kapitalis dan bahkan terkesan menjaga serta menghamba pada kepentingan oligarki, sehingga tidak berani memboikot produk yang pro-Yahudi. Miris, pemerintah negeri ini justru berkolaborasi dengan kapitalis oligarki yang mendanai Yahudi untuk menyerang rakyat Palestina.
Maka dari itu melakukan gerakan baikot hanya dilakukan oleh segelintir orang saja , sehingga gerakan baikot dilakukan oleh orang orang pro kepada Palestina , seperti lembaga kemanusiaan ,dan umat yang punya rasa kemanusiaan dan aqidah yang sama ,
Seharusnya Indonesia sangat bisa memboikot produk pro-Yahudi secara total, yaitu dengan cara lepas dari penjajahan ekonomi kapitalis oligarki, terlepas dari cengkeraman gurita bisnis para pengusaha pro-Yahudi. Semuanya bisa terwujud jika negara melepaskan ideologi kapitalisme yang menuhankan materi, menjauhkan agama dari kehidupan, dan menggantinya dengan menerapkan ideologi Islam.
Realitasnya, pemerintah seolah mati nuraninya. Saat aksi bela Palestina, para penguasa hadir tetapi tidak menggunakan kekuasaannya untuk membela Palestina, hanya sekadar formalitas saja: doa dan donasi, mereka hanya bisa mengecam tanpa aksi nyata. Yang dibutuhkan Palestina saat ini bukan hanya kecaman; nyawa dan kehidupan mereka dipertaruhkan setiap detiknya. Yang mereka butuhkan adalah aksi nyata dengan mengirim pasukan untuk melawan dan mengusir para penjajah entitas Yahudi.
Halnya Sekat nasionalisme yang menjadi penghalang dan mengikis ikatan akidah antara kaum Muslim. Nasionalisme memadamkan makna persaudaraan karena iman dan Islam.
Nasionalisme lahir dari sistem sekuler kapitalisme, yang tidak hanya mengikis ikatan akidah para penguasa Muslim, tetapi juga membuat mereka rela melakukan segala cara demi kedudukan dan kekuasaan dengan menunjukkan loyalitas tanpa batas terhadap penjajah. Mereka sibuk dengan masalah negerinya masing-masing, mengesampingkan krisis Palestina.
Islam adalah solusi hakiki untuk memerdekakan palestina
Islam adalah agama yg paripurna bukan hanya mengatur dalam masalah ibadah mahdah saja ,tetapi juga sebagai solusi atas setiap problematika yang ada ,khususnya islam punya cara dan solusi yang hakiki dalam membebaskan palestina.
Dengan diterapkannya Islam sebagai ideologi, bukan hanya boikot total yang bisa dilakukan; pemerintah juga bisa mengirimkan kekuatan militer, bukan hanya untuk menjaga perdamaian, tetapi juga untuk jihad membebaskan Palestina dari penjajahan entitas Yahudi.
Dari sisi sejarah, Islam sudah terbukti dalam sejarah panjang penerapan Islam yang menghantarkan pada peradaban gemilang dengan kemajuan yang luar biasa. Hal ini akan menguatkan keyakinan umat bahwa fajar kemenangan Islam akan semakin dekat. Umat membutuhkan khilafah untuk merasakan kebahagiaan hakiki dan mendapatkan ridha Allah karena penerapan aturan Allah secara kaffah. Suasana duka kembali menyelimuti umat Islam di Gaza. Pada Hari Raya Idul Fitri 2025, 64 orang tewas dibunuh oleh Israel.
Melansir Aljazeera, Israel kembali mengebom jalur Gaza pada Minggu (30/3/2025) dini hari waktu setempat. Israel meyerang tenda dan rumah saat warga Palestina merayakan Idul Fitri 1446.
Situasi kemanusiaan di Gaza pun memburuk. Israel lagi-lagi menghentikan pengirman bantuan untuk masuk ke wilayah tersebut.
"Masyarakat Palestina seharusnya bisa menikmati makanan istimewa saat Idul Fitri, tetapi hari ini mereka bahkan kesulitan mendapatkan satu kali makan," kata jurnalis Al Jazeera Hind Khoudary dari Deir el-Balah
Idul Fitri adalah saat umat Islam bergembira karena telah berhasil menjalankan ibadah pada bulan Ramadan yang mulia dan banyak kebaikan, serta bertemu dengan bulan Syawal.
Tetapi sayangnya , kebahagiaan syawal itu tidak dirasakan semua umat islam di penjuru dunia , terutama di Palestina , mereka harus berhadapan dengan penjajah yang kejam dan semakin dzolim , tak kenal yang namanya belas kasihan , sampai tidak melihat situasi untuk trus menjajah warga palestina, sampai Akses apapun di batasi.
Realitas ini menunjukkan bahwa kebahagiaan umat belumlah sempurna, karena sebagian umat Islam, khususnya di Palestina, berada dalam kesengsaraan bahkan terancam nyawanya, jauh sejak sebelum bulan Ramadhan tiba, selama bulan Ramadhan, hingga bulan Syawal.
Kondisi palestina semakin buruk tentunya sangat memprihatinkan. Umat Islam pun makin terjepit dan makin sengsara. Kondisi buruk seperti ini , akan membuka mata dan hati manusia pada umumnya dan umat Islam khususnya, bahwa sistem hari ini sungguh sangat tidak layak menjadi rujukan dan sandaran kehidupan manusia dalam membangun peradaban manusia.
Hal ini juga akan menghantarkan pada kesadaran pada manusia khususnya umat Islam ,bahwa sistem sekuler sudah diambang kehancuran karena kerusakan yang amat nyata akibat sistem sekuler kapitalisme. Situasi ini akan mendorong umat untuk mencari alternatif sistem yang lain, dan pilihan satu-satunya hanya sistem Islam.
Di sisi lain sejak terjadinya serangan terhadap Palestina, seruan aksi boikot digaungkan di berbagai negeri Muslim, termasuk di Indonesia. Sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina, MUI mengeluarkan Fatwa No. 83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina yang ditandatangani pada 8 November 2023. Dengan tegas, MUI memfatwakan wajib hukumnya mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Yahudi.
Umat Islam pun menunjukkan semangat untuk kemerdekaan Palestina dengan gerakan boikot produk pro-Yahudi; sejatinya, Palestina dekat di hati umat meski jauh di mata. Sejatinya, gerakan boikot ini akan efektif jika dilakukan oleh negara secara total. Dengan adanya campur tangan negara, hal ini akan efektif melemahkan Yahudi karena negara memiliki kekuatan politik.
Meskipun bisa ,negara tidak melakukan boikot tersebut karena realitasnya negara terjajah secara ekonomi. Negara tergantung pada para kapitalis dan bahkan terkesan menjaga serta menghamba pada kepentingan oligarki, sehingga tidak berani memboikot produk yang pro-Yahudi. Miris, pemerintah negeri ini justru berkolaborasi dengan kapitalis oligarki yang mendanai Yahudi untuk menyerang rakyat Palestina.
Maka dari itu melakukan gerakan baikot hanya dilakukan oleh segelintir orang saja , sehingga gerakan baikot dilakukan oleh orang orang pro kepada Palestina , seperti lembaga kemanusiaan ,dan umat yang punya rasa kemanusiaan dan aqidah yang sama ,
Seharusnya Indonesia sangat bisa memboikot produk pro-Yahudi secara total, yaitu dengan cara lepas dari penjajahan ekonomi kapitalis oligarki, terlepas dari cengkeraman gurita bisnis para pengusaha pro-Yahudi. Semuanya bisa terwujud jika negara melepaskan ideologi kapitalisme yang menuhankan materi, menjauhkan agama dari kehidupan, dan menggantinya dengan menerapkan ideologi Islam.
Realitasnya, pemerintah seolah mati nuraninya. Saat aksi bela Palestina, para penguasa hadir tetapi tidak menggunakan kekuasaannya untuk membela Palestina, hanya sekadar formalitas saja: doa dan donasi, mereka hanya bisa mengecam tanpa aksi nyata. Yang dibutuhkan Palestina saat ini bukan hanya kecaman; nyawa dan kehidupan mereka dipertaruhkan setiap detiknya. Yang mereka butuhkan adalah aksi nyata dengan mengirim pasukan untuk melawan dan mengusir para penjajah entitas Yahudi.
Halnya Sekat nasionalisme yang menjadi penghalang dan mengikis ikatan akidah antara kaum Muslim. Nasionalisme memadamkan makna persaudaraan karena iman dan Islam.
Nasionalisme lahir dari sistem sekuler kapitalisme, yang tidak hanya mengikis ikatan akidah para penguasa Muslim, tetapi juga membuat mereka rela melakukan segala cara demi kedudukan dan kekuasaan dengan menunjukkan loyalitas tanpa batas terhadap penjajah. Mereka sibuk dengan masalah negerinya masing-masing, mengesampingkan krisis Palestina.
Islam adalah solusi hakiki untuk memerdekakan palestina
Islam adalah agama yg paripurna bukan hanya mengatur dalam masalah ibadah mahdah saja ,tetapi juga sebagai solusi atas setiap problematika yang ada ,khususnya islam punya cara dan solusi yang hakiki dalam membebaskan palestina.
Dengan diterapkannya Islam sebagai ideologi, bukan hanya boikot total yang bisa dilakukan; pemerintah juga bisa mengirimkan kekuatan militer, bukan hanya untuk menjaga perdamaian, tetapi juga untuk jihad membebaskan Palestina dari penjajahan entitas Yahudi.
Dari sisi sejarah, Islam sudah terbukti dalam sejarah panjang penerapan Islam yang menghantarkan pada peradaban gemilang dengan kemajuan yang luar biasa. Hal ini akan menguatkan keyakinan umat bahwa fajar kemenangan Islam akan semakin dekat. Umat membutuhkan khilafah untuk merasakan kebahagiaan hakiki dan mendapatkan ridha Allah karena penerapan aturan Allah secara kaffah.
Wallahu a’lam bish shawwab