Oleh : Suryani Rahmah, A.Md Far
(Pemerhati Masyarakat)
Aksi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) kembali terjadi di Samarinda. Kali ini, seorang bapak di kawasan Sempaja, Kecamatan Samarinda Utara, terekam sedang memukuli anaknya sendiri menggunakan gagang sapu hingga patah. Peristiwa memilukan itu terjadi pada Senin (26/5/2025) dan sempat direkam sendiri oleh korban.
Peristiwa ini menjadi perhatian Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim. Ketua TRC PPA Kaltim, Rina Zainun, mengatakan bahwa tindakan kekerasan pelaku bukan kali ini saja dilakukan. Sang istri, yang juga ibu korban, pernah mengalami perlakuan serupa. Pelaku sempat ditahan selama dua bulan. Namun setelah dibebaskan, istrinya kembali memaafkan. Sayangnya, kejadian serupa terulang, dan kali ini korbannya adalah anaknya.
Kasus tersebut menambah daftar panjang kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi akibat penyalahgunaan narkoba dan perjudian daring. TRC PPA Kaltim mengimbau masyarakat untuk tidak ragu melaporkan tindak kekerasan demi melindungi perempuan dan anak dari bahaya berulang.
Sungguh miris jika kita melihat bahwa judi online dan narkoba adalah salah satu permasalahan yang ada di tengah-tengah kita sampai saat ini belum terselesaikan bahkan menghancurkan ketahanan keluarga. Keluarga sejatinya merupakan benteng terakhir, seharusnya bisa diselamatkan, namun faktanya runtuh. Sebut saja ada suami/ ayah yang melakukan KDRT ke isteri dan anaknya. Tidak sedikit berujung perceraian bahkan pembunuhan.
Judi dan narkoba semakin merebak karena sistem kapitalis sekuler. Pelaku pun juga tidak mendapatkan efek jera karena sistem sanksi yang lemah. Tentu tidak cukup dengan melakukan speak up atau melaporkan untuk mencegah kasus berulang, seperi KDRT, kekerasan seksual dan kejahatan lainnya yang akan terus menghantui perempuan dan anak di mana pun, kapan pun selama kehidupan hari ini jauh dari Syariat.
Serangan sistem sekuler kapitalis menjadi akar masalah dan menjadikan ketahanan keluarga muslim menjadi rapuh, jauh dari agama. Maka umat Islam harus menyadari bahwa keluarga muslim harus dibangun di atas pondasi keimanan dan ketakwaan yang kuat, visi misinya adalah beribadah kepada Allah untuk mendapatkan ridha-Nya.
Maka untuk mengokohkan bangunan keluarga muslim juga membutuhkan peran negara. Dalam Islam, negara adalah garda terdepan yang melindungi umat, sebagaimana dalam sebuah hadist yang menyebutkan:
“Imam (Khalifah) adalah Raa’in (pengurus rakyat) dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya”. (HR. Al-Bukhari).
Oleh karena itu, negara Islam atau Khilafah akan berupaya semaksimal mungkin untuk membentuk keluarga muslim yang kokoh dan menyelesaikan berbagai permasalahan seperti Judi dan narkoba yang menimpa keluarga Muslim. Sebagai agama yang paripurna, Islam menawarkan solusinya.
Islam akan meminimkan dan menghilangkan kesempatan peredaran narkoba dan timbulnya judi di masyarakat yang dampak dan efeknya menimbulkan kemaksiatan yang besar di tengah umat. Yaitu pertama, dengan memberikan penanaman akidah yang kuat pada setiap muslim sehingga mereka paham bahwa aktivitas narkoba dan judi itu haram, apa pun bentuknya.
“Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (TQS. Al-Maidah:90)
Kedua, negara akan menutup seluruh tempat perjudian termasuk situs judi online, perdagangan narkoba. Hal ini perlu kerja sama antara penegak hukum dan departemen komunikasi dan informasi. Ketiga, negara akan memilih petugas penegak hukum dan departemen yang bersangkutan adalah orang yang jujur dan taat. Keempat, negara juga akan memberlakukan hukuman bagi para pelanggar, baik pelaku, pebisnis dalam lingkaran peredaran judi dan narkoba tersebut.
Sistem Islam akan menjadikan tiga pilar yang kuat dan kokoh mulai dari ketakwaan individu, kontrol masyarakat dan peran negara agar hidup dalam kedamaian dan kesejahteraan. Support sitem Islam akan membuat seseorang terhindar dari narkoba, judi dan KDRT.
Selain itu juga senantiasa menjadikan Rasulullah sebagai suri teladan terbaik bagi umat Islam dalam segala aspek kehidupan, yang mana beliau selain sebagai Khalifah (pemimpin) beliau juga sosok suami/ ayah yang meninggalkan banyak teladan baik untuk tiru.
“Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat danyang banyak mengingat Allah. (TQS. Al-Ahzab :21)
Wallahu ‘alam bi showab