Oleh: Annisa Putri, S.Pd (Pendidik)
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menahan Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kalimantan Timur (Kaltim), Dayang Donna Walfiaries Tania, sebagai tersangka dalam kasus suap Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kalimantan Timur. Anak mantan Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak itu mendapat uang Rp 3,5 miliar dalam kasus ini.
Kasus ini bermula ketika Rudy Ong Chandra (ROC), tersangka yang juga telah ditahan dalam kasus ini, ingin mengurus perpanjangan enam izin usaha pertambangan ke Pemprov Kaltim. Pengurusan itu melalui koleganya, Iwan Chandra (IC) dan Sugeng (SUG), selaku makelar.
Awalnya Dayang ditawari Rp 1,5 miliar sebagai uang 'penebusan' terhadap enam IUP perusahaan Rudy. Namun Dayang meminta tambah, yaitu sebesar Rp 3,5 miliar. Kedua belah pihak pun sepakat dengan harga itu. Kemudian Dayang dan Rudy bertemu pada sebuah hotel di Samarinda untuk pemberian fee. Setelahnya, Rudy menerima dokumen berisi enam SK IUP tersebut dari Dayang. Dayang sempat meminta uang tambahan kepada Rudy, tapi tidak ditanggapi.
Korupsi Sudah Menjadi Kultur?
Kasus korupsi melibatkan beberapa pejabat pemerintah seakan sudah biasa. Dari pejabat negara hingga daerah korupsi seakan menggurita. Rakyat sebenarnya sudah muak tapi masih memandang itu kesalahan individu saja, belum melihat akar persoalan yang sistemik.
Pada kenyataannya dunia hari ini sedang dalam kungkungan Kapitalisme yakni sistem ekonomi yang dikuasai oleh pemilik modal, berasaskan manfaat dan mencari keuntungan sebesar besarnya membuat suasana kehidupan yang materialistik. Ditambah adanya ide sekuler, pemisahan agama dari kehidupan membuat perpolitikan krisis akan nilai agama.
Dengan begitu, secara otomatis membuat orientasi hidup seseorang hanya materi tidak lagi berdasarkan halal dan haram. Jabatan dipandang sebagai kesempatan emas untuk memperkaya diri, bukan sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Maka wajar jika korupsi sudah menjadi kultur yang turun temurun dilakukan oleh siapa saja pemangku kekuasaan.
Selanjutnya, kondisi ini pun diperparah dengan penerapan hukum yang nampak masih lemah. Sistem hukum yang tebang pilih, serta tidak membuat jera para pelaku maupun orang lain. Para koruptor tidak diberikan hukuman yang tegas, bahkan jika dihukum pun beberapa oknum tetap bisa mendapat fasilitas yang mewah. Maka dengan begitu, kasus korupsi tidak bisa dan tidak akan mampu terselesaikan secara tuntas.
Dengan demikian, ini membuktikan bahwa sistem kapitalisme yang melahirkan berbagai kebijakan tidak dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan negeri. Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah malah memunculkan masalah baru. Inilah bukti nyata rusaknya dan bobroknya sistem kapitalis yang saat ini menguasai negeri-negeri kaum muslimin.
Islam Solusi Hakiki
Dalam paradigma Islam, negara adalah khodim al ummah. Yakni pelayannya umat mengurusi kepentingan dan kemaslahatan umat. Negara bertugas memberi jaminan dan pelayanan, serta semua kebutuhan dasar rakyat. Dan itu semua dilakukan dengan optimal karna penguasa punya kesadaran penuh bahwa amanah yang ia pikul menyangkut pertanggungjawaban di akhirat.
Sebagaimana sabda Rasullah SAW:
"Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (HR Muslim)
Selanjutnya, sistem Islam akan mencegah dan memberantas korupsi di antaranya negara akan memberikan gaji yang layak kepada masyarakat secara adil, sesuai dengan pekerjaannya. Dengan begitu, ketika masyarakat sudah terpenuhi semua kebutuhan hidupnya maka akan minim tindak kriminalitas dan kejahatan termasuk korupsi.
Selain itu, negara juga akan memberikan sanksi atau hukuman bagi pelaku korupsi dengan setimpal dan tegas sesuai dengan syariat Islam.Tentu yang memberi efek jera sehingga tidak ada yang berani melakukan tindak korupsi lagi.
Dengan begitu, dapat dipastikan kasus korupsi bisa diselesaikan dengan tuntas. Maka dengan diterapkannya Islam secara sempurna dalam setiap sendi kehidupan manusia akan mewujudkan kesejahteraan dan kedamaian bagi manusia dan seluruh alam. Wallahualam bisshawab.