ACEH UTARA – Manajemen RSUD Cut Meutia Aceh Utara membantah keras adanya praktik pungutan terkait penanganan jenazah korban banjir dan menyebut insiden yang memicu polemik publik itu sebagai “murni miskomunikasi” di tingkat petugas. Pihak rumah sakit mengakui keputusan lapangan diambil tanpa koordinasi dengan manajemen. Selasa (2 Desember 2025).
Dalam keterangan resmi yang disampaikan ke sejumlah media, manajemen menyatakan direktur RSUD Cut Meutia dan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara selama ini “selalu berkoordinasi” terkait penanganan banjir, termasuk pelayanan darurat bagi korban. Namun seorang petugas diduga melakukan tindakan sepihak tanpa pemberitahuan.
Pihak RS menegaskan tidak ada pungutan dalam bentuk apapun untuk penanganan korban banjir. Rumah sakit juga mengklaim telah menanggung seluruh biaya, termasuk operasional ambulans hingga penggalian kuburan untuk jenazah tanpa identitas.
“Tidak ada pemungutan apa pun untuk musibah banjir ini. RSUD Cut Meutia selalu berkomunikasi dengan pemda terkait penanganan ini,” demikian pernyataan resmi manajemen.
Pada pagi hari, manajemen yang diwakili Wakil Direktur, Kepala Bidang, dan Kepala Instalasi mendatangi rumah duka di Gureugok, Kabupaten Bireuen, untuk menyampaikan permohonan maaf atas insiden tersebut. Manajemen memastikan seluruh uang yang sempat diterima dari keluarga korban akan dikembalikan sepenuhnya.
Pihak keluarga disebut menerima permohonan maaf tersebut dan menyampaikan apresiasi atas penyelesaian administratif serta kehadiran langsung pihak rumah sakit.
Meski persoalan dinyatakan selesai, insiden ini memicu sorotan publik terhadap lemahnya koordinasi internal di tengah situasi darurat dan menimbulkan pertanyaan soal standar pelayanan publik pada fasilitas kesehatan milik pemerintah. Pemerhati layanan publik menilai klarifikasi dan pengembalian uang belum cukup tanpa evaluasi menyeluruh atas tata kelola agar kasus serupa tidak terulang.(A1)