WAHANA DITANGAN KAPITALIS, HANYA BERAKHIR MIRIS


author photo

12 Mei 2022 - 15.25 WIB



Oleh : Katmiasih( Pengamat Sosial )

Liburan lebaran masih terasa. Berbagai tempat wisata diserbu oleh masyarakat guna memanfaatkan waktu liburan lebaran. Animo masyarakat begitu terasa dengan dilihat tingginya jumlah pengunjung. Ini semua efek dari larangan mobilitas diterapkan pemerintah guna pencegahan wabah virus corona atau covid-19.

Sebagaimana juga salah satu Water Park yang ada di Surabaya ini. Water Park ini mengalami tragedi yang mungkin jadi pengalaman terburuk bagi korban dan bagi pengelola Water Park tersebut. Peristiwa ambrolnya aq wahana seluncuran dari ketinggian 10 meter. Pengelola Kenjeran Water Park di kawasan Kenpark Surabaya, Jawa Timur, mengungkap perosotan kolam renang ambruk diduga karena overload. Meskipun pengelola mengklaim selalu rutin melakukan perawatan.

"Karena overload yang naik, kita selama ini sudah melakukan perawatan," kata perwakilan pengelola Kenpark Surabaya, Bambang Irianto, seperti dilansir detikJatim, Sabtu (7/5/2022)
Bambang menambahkan, perawatan perosotan ini lazimnya dilakukan setahun sekali. Dia menyebut perosotan sudah dilakukan perawatan 9 bulan lalu, artinya masih ada waktu 3 bulan sebelum dilakukan perawatan kembali.

Bambang juga menegaskan, baik di atas perosotan hingga di bawah area kolam renang, pihaknya telah menyiapkan petugas yang berjaga untuk keamanan pengunjung.
Sementara itu Wakil Wali Kota Surabaya Armuji meminta semua fasilitas hiburan dicek kelayakannya pasca kejadian ambrolnya seluncuran di Waterpark Kenpark, Kenjeran, Kota Surabaya, Sabtu, 7 Mei 2022. Insiden ini mengakibatkan 16 orang cedera.
 Menurut Wali Kota Surabaya tersebut,, taman-taman di Surabaya yang banyak fasilitas bermain anak-anak juga harus dicek apakah masih layak apa tidak. Begitu juga yang dikelola oleh pihak swasta harus sering dilakukan monitoring.

Ia mengatakan, saat ini 16 korban di Kenpark Kenjeran sedang dirujuk ke RSUD Soewandhie dan RSUD Soetomo untuk mendapatkan perawatan secara intensif.
Sebenarnya kecelakaan ditempat wisata tak hanya terjadi sekali itu saja. Sudah banyak peristiwa yang menimpa saudara-saudara kita yang ingin menikmati waktu bersama keluarga namun berakhir dengan cerita tragis. Baik di taman, alam pegunungan maupun obyek wisata laut. Pasti disetiap musim liburan tiba selalu ada cerita tragis yang kita dengar.

Semua itu menandakan minimnya usaha negara untuk menekan resiko dari adanya obyek wisata. Negara selalu menyerahkan kebijakaan obyek wisata ke tangan pihak swasta. Sedangkan kita pahami semua bahwa pihak swasta terutama kaum kapitalis selalu menekan akan keuntungan yang tingggi semata. 

Peranan negara yang seharusnya melindungi keselamatan rakyatnya hanya mampu sebatas himbauan. Terkadang sanksi yang diberikan tak sebanding dengan derita dan trauma para korban. Peraturan pemerintahpun terkadang diambaikan oleh pihak pengusaha. Dan minimnya pengecekan dari negara pula yang melahirkan pengusaha-pengusaha yang nakal yang hanya memanfaatkan momentum saja demi meruap keuntungan bisnis semata.

Berbeda dengan Islam. Sebagai agama yang diridhoi Allah SWT dan satu-satunya agama yang berideologi yaitu Islam, Islam memberikan solusi disetiap permasalahan umat. Kepala negara atau kholifah sebagai pemegang pemerintahan yang menjalankan syariat Allah SWT, harus mengutamakan kepentingan umat diatas kepentingan pribadinya ataupun golongannya. Kholifah harus melindungi keselamatan rakyatnya seperti yang tertuang dalam hadist Rosulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya seorang imam (kepala negara) laksana perisai, rakyat di belakangnya dan dia menjadi pelindung bagi rakyatnya" (HR Bukhari dan Muslim).

Para pejabat Islampun dalam mengemban amanah kekuasaan tak akan berani menjual kekuasaannya demi materi duniawi. Keamanahan mereka dalam memimpin umat adalah bentuk keteguhan aqidah mereka. Mereka yakin amanah itu harus dipertanggungjawabkan nanti di akhirat. Dan amanah itu pula yang bisa membawa mereka ke surga atau neraka.

Dalam hal kepentingan umat apalagi keselamatan rakyat, negara akan menguasai penuh. Pihak swasta tak punya hak penuh sebagai penentu kebijakan. Mungkin swasta bisa membantu namun hanya dalam pelaksaan dilapangan. Namun semua tetap dalam pengawasan penuh negara. Sanksinya pun tak main-main karena ini berhubungan dengan nyawa manusia.

Penerapan syariat Islam bagi negeri ini tak akan sia-sia. Syariat Islam akan membawa keberkahan disegala bidang lini kehidupan. Jangan sampai tidak diterapkannya Islam secara kaffah (menyeluruh) akan membawa murka dan adzab Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT,
Allah Ta'ala berfirman,

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ

"Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat" (QS. An Nahl: 112).
Wallahu allam beshowab.
Bagikan:
KOMENTAR