Palestina Butuh Penguasa Yang Melindungi


author photo

20 Nov 2023 - 19.16 WIB



Oleh: Intan Marfuah
Aktivis Muslimah 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Riyadh, Arab Saudi. KTT tersebut menghasilkan sejumlah keputusan.

Seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI kemlu.go.id, Minggu (12/11/2023), KTT membuahkan 31 keputusan dengan pesan yang kuat dan sangat keras. Resolusi ini dinilai menunjukan kesatuan posisi negara-negara yang tergabung dalam OKI terhadap situasi di Gaza yang memperihatinkan.

Beberapa keputusan di antaranya mengecam agresi Israel di Gaza. Selain itu, Sekretariat OKI dan Liga Arab akan diberikan mandat untuk mendokumentasi semua kejahatan yang dilakukan Israel ke rakyat Palestina.

"Resolusi juga mengecam standar ganda dalam menerapkan hukum internasional," lanjut statement Kemlu.

Kemudian, negara-negara OKI juga mengecam pemindahan paksa oleh Israel terhadap warga Gaza Utara ke Gaza Selatan. Perusakan-perusakan fasilitas rumah sakit di Gaza oleh Israel juga turut dikecam.

"Resolusi mendorong dimulainya proses perdamaian yang sungguh-sungguh dan genuine untuk mencapai perdamaian berdasarkan two-state solution," sambungnya.
(detikNews,Minggu 12- November -2023)

Penjajahan  Palestina oleh Israel seolah sengaja untuk tidak diselesaikan oleh dunia internasional. Buktinya 75 tahun penderitaan Palestina akibat penjajahan tersebut belum bisa diakhiri meski negara adidaya bahkan PBB turun tangan dan hingga detik ini belum ada kekuatan yang mampu memberi solusi tuntas atas penjajahan dan tidak ada satupun negara yang mampu melindungi Palestina atas agresi Israel laknatullah.

Solusi yang ditawarkan oleh dewan keamanan PBB yang saat ini berperan sebagai penjaga perdamaian dan keamanan internasional, tidak pernah menuntaskan persoalan penjajahan Muslim Palestina. Perjanjian perdamaian hingga solusi dua negara sudah berulang kali menjadi resolusi PBB. Namun Israel juga berulang kali melancarkan serangannya ke Palestina. Parahnya saat ini, peperangan yang dilancarkan zionis Israel tidak hanya terjadi didunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Israel dan negara Barat menggunakan sosmed untuk mendapatkan simpati dan dukungan yang lebih luas bahkan Eropa menggunakan oligarki digital untuk menghapus semua akun dan postingan yang menunjukkan fakta lapang di Palestina dan menunjukkan bahwa  Israel adalah penjajah yang sesungguhnya.

Melihat kondisi sosial media seperti itu,kaum Muslimin semakin semangat menunjukkan dukungannya terhadap Muslim Palestina dengan membuat akun dan postingan keadaan sebenarnya di Palestina. Hingga hastag #freepalestine #palestine #ArmiesToAqsa muncul bergantian di trending topik di Twitter dan hal itu berdampak besar di dunia nyata. Ajakan untuk turun ke jalan membela Palestina via sosmed direspon masyarakat. Masyarakat turun ke jalan untuk menjalankan aksi untuk menyadarkan penguasa dan sesama kaum muslimin terhadap akar persoalan di Palestina dan solusi tuntas atas persoalan tersebut. Aksi turun ke jalan datang dari berbagai belahan dunia, diantaranya negara-negara Eropa: United States, Australia, England.
Negeri-negeri Muslim: Turkey, Malaysia dan Indonesia.

Umat harus memahami Israel adalah penjajah yang merampas tanah suci Palestina dari tangan kaum muslimin. Mereka bisa eksis dan berlaku sewenang-wenangnya hingga sekarang karena dukungan Amerika. Tanpa Amerika dan sekutu-sekutunya, Israel bukan apa-apa. Secara fakta sejarah, Israel bisa menduduki tanah Palestina karena perjanjian Balfour yang di setujui Inggris pada tahun 1917 M. Padahal tanah Palestina, adalah tanah kharajiyah milik kaum muslimin sejak 637 M.

Peperangan kaum muslimin melawan ratusan ribu kaum Romawi di perang Yarmuk lah yang menjadi titik awal futuhat kota Al Quds. Kemudian setelah mengetahui bagaimana Islam mengurus orang-orang yang berada dalam kekuasaannya, pemimpin gereja kristen Patriach Sophoronius menyetarakan kunci kots Al Quds kepada Khalifah Umar. Khalifah Umar pada saat itu menjadi Khalifah daulah Khilafah. Setelah itu, tanah Palestina di bawah perlindungan dan penjagaan khilafah. Jadi ketika ada pihak-pihak yang merampas tanah Palestina kaum muslimin wajib berjihad merebut kembali tanah Palestina dari tangan penjajah.

Allah Subhanahu wa ta'la berfirman dalam Al Qur'an  surah Al Baqarah ayat 191:
 "Dan bunuhlah mereka dimana kamu temui mereka ,dan usirlah mereka dari mana mereka telah mengusir kamu. Dan fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Dan janganlah kamu perangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu,maka perangilah. Demikianlah balasan bagi orang kafir." (QS Al Baqarah:191).

Keputusan seperti itu lah yang selama ini di jalankan Khalifah daulah Khilafah. Sebab mereka sangat memahami status kepemilikan tanah Palestina. Di samping itu pula, Rasulullah dalam hadistnya menegaskan bahwa Khilafah adalah junnah (perisai)kaum muslimin yang wajib melindungi mereka dari bahaya musuh. Rasulullah Saw bersabda :
"Sesungguhnya al-Imam(Khalifah)itu (laksana)perisai,dimana (orang-orang)akan berperang di belakangnya (mendukung)dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaannya). Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah azza wajalla dan berlaku adil,maka dia(Khalifah) mendapatkan pahala karenanya,dan jika dia memerintahkan selain itu maka ia akan mendapatkan siksa."
( HR. Al-Bukhari,Muslim,An-Nasai,Abu Dawud,Ahmad).

Karena itu kaum muslimin terus berjuang mengambil alih kembali tanah Palestina yang sempat dikuasai oleh oleh tentara salib setelah di bebaskan pada masa Khalifah Umar. Di bawah kepempimpinan Panglima Salahudifin Al-Ayubbi, Alhamdulillah tanah Palestina kembali ke pangkuan kaum muslimin. Tanah suci ini terus menerus dijaga oleh para Khalifah hingga pada masa Khilafah Ustmaniyyah.

Seorang yahudi laknatullah Theodor Herzl lancang meminta tanah Palestina untuk kaum Yahudi. Sontak Sultan Abdul Hamid II yang saat itu menjabat sebagai Khalifah menghardik Yahudi laknatullah. Beliau mengatakan:"Tanah itu bukan milikku, tetapi milik umatku. Aka tetiaku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina), karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka. Karena itu,silahkan Yahudi menyimpan saja harta mereka. Jika Khalifah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari,maka mereka boleh merebut tanah Palestina tanpa membayar harganya. Namun, sementara aku masih hidup,aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku daripada melihat tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islamiyyah.

Seperti inilah penjagaan Khilafah kepada tanah suci Palestina,ia dijaga dengan darah kaum muslimin sehingga tidak solusi lain kecuali mengirimkan pasukan kaum muslimin untuk berjihad mengusir Yahudi dari tanah Palestina. Hanya saja kaum muslimin telah kehilangan perisai itu. Maka ketika kaum muslimin benar-benar menolong saudara muslimnya yang ada di Palestina, mereka tidak hanya mengumpulkan donasi, mengirim logistik, bantuan medis dan sejenisnya. Solusi ini hanya solusi pragmatis yang tidak pernah menyelesaikan masalah.  Atau bahkan menyetujui solusi-solusi PBB,tindakan ini tidak lain justru kaum muslimin Palestina karena semua pihak sudah mengetahui PBB dibawah kendali Amerika.

Dan Amerika berdiri di samping Yahudi. Jadi satu-satunya solusi tuntas adalah kaum muslimin wajib menghadirkan kembali Daulah Khilafah di tengah-tengah umat,dengan berdakwah bersama kelompok Islam ideologis yang mengikuti metode Rasul insyaallah kemenangan akan semakin dekat dan kaum muslimin di Palestina akan segera tertolong.
Bagikan:
KOMENTAR