Sosialisasi Nikah Dini Upaya Tanpa Solusi


author photo

21 Mei 2024 - 08.13 WIB


Milda, S.Pd
(Aktivis Muslimah) 

Dalam upaya mencegah pernikahan dini serta penurunan angka stunting, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Samarinda  melakukan Sosialisasi Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) dan Program Bangga Kencana di SMA Islam Bunga Bangsa.

Kegiatan tersebut menyasar kepada ratusan pelajar yang masih di tahap remaja, dibekali pengetahuan tentang beberapa hal seperti kesehatan reproduksi, antisipasi pernikahan dini, pencegahan stunting, dan lain sebagainya.(https://www.sapos.co.id/berita/2454628394/sosialisasi-kie-dan-program-bangga-kencana-di-sekolah-upaya-dppkb-cegah-pernikahan-dini-dan-stunting)

Sosialisasi KIE dari DPPKN berkolaborasi untuk mengatasi pernikahan dini dan problem lainnya seperti stunting. Hal ini tentu tidaklah cukup jika hanya dari ruang lingkup yang sempit sebagaimana edukasi yang diberikan kepada pelajar/remaja di lembaga pendidikan ditambah lagi minimnya pemahaman agama yang diajarkan tentu akan menyebabkan remaja mengalami krisis akidah, yang mestinya menjadi pondasi agar mampu membentengi diri pada pergaulan bebas yang merusak remaja. faktanya saat ini kondisi generasi hari ini sangat memprihatikan. 

Melihat persoalan remaja hari ini menggambarkan buruknya sistem kehidupan yang di terapkan negeri ini yakni sistem kapitalisme sekuler, yang memberikan kebebasan bagi setiap individu dalam bertindak dan bertingkah laku yang standarnya hanya untuk  membahagiakan diri.

Hilangnya penerapan Islam dari sekolah menyebabkan rusaknya generasi hari ini. Kehidupan kapitalis sekuler merupakan penyebab rusaknya generasi, solusi yang lahir darinya pun keliru karena salah memandang akar masalah. Sistem ini melarang nikah dini namun membiarkan gaul bebas.

Sistem yang diterapkan  hanya dengan memberikan sosialisasi disekolah untuk mencegah pernikahan dini dan stunting, maka tentu solusi yang diberikan keliru. Sebab masalah utamanya dalam sistem kehidupan sekuler saat ini memisahkan agama dari pengaturan kehidupan. Maka tak heran remaja hari ini banyak melakukan penyimpangan, seperti pergaulan bebas tanpa batas.

Berbagai tayangan yang tidak bermoral seperti tindak kriminal, narkoba, pornografi, bullying dan berbagai tayangan lainnya yang membuat remaja hari ini sulit menghindari hal-hal yang mampu menjaga dari perbuatan rusak tersebut. Maka biang kerok dari segala permasalahan yang menimpa para/remaja berawal dari sistem kehidupan hari ini yang diterapkan. Mengingat pelajaran Agama di lembaga pendidikan sangatlah minim bahkan seminggu hanya dua kali sebagai bahan pembelajaran untuk remaja. Tidak heran minimnya keimanan dan ketakwaan remaja saat ini sebab tidak terbentuk pondasi yang kuat dalam menentukan baik dan beruknya perbuatan remaja. Sungguh naif jika lembaga mencegah remaja dalam hal ini siswa-siswa hanya sosialisasi di sekolah namun peluang untuk remaja melakukan perbuatan di iringi hawa nafsu, terlebih Sistem kapitalisme sekuler yg diusung oleh negara-negara barat lalu di ekspor di negeri-negeri muslim termasuk negeri ini memang berdampak pengalihan akidah dari nilai kebebasan termasuk pencegahan pernikahan dini.

Islam memiliki seperangkat aturan yang komprehensif termasuk mengatur batas pergaulan antara lawan jenis, bukan yang saat ini disosialisasikan terkait pencegahan pernikahan dini dan stunting terhadap para remaja/pelajar.

Sebagaimana firman Allah Subhana Hu Wata'alah :

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (Q.S. Al-Isra: 32).

Dalam sistem pendidikan Islam negara menanamkan nilai-nilai agama sebagai bentuk ketaatan dalam menjalani kehidupan ini khususnya para pelajar, sehingga pola pikir dan pola sikap senantiasa terikat dengan hukum syara. Sehingga kelak ketika akan menikah mereka  mengetahui   tugas dan kewajibannya serta berkomitmen yang kuat dalam menaati syariat-Nya.

Negara akan memberikan edukasi tentang batas pergaulan antar lawan jenis termasuk memberikan berbagai fasilitas dari setiap potensi yang di miliki pada remaja/pelajar sehingga mereka hanya fokus menimbah ilmu dalam rangka menumbuhkan ketaatan kepada Allah swt , serta mengembangkan bakatnya untuk kemashalatan umat. Maka jelas Sosialisasi KIE dan DPPKN  untuk mencegah pernikahan di lembaga pendidikan saja tidak mampu  menyentuh akar permasalahan. 

Wallahu Alam bishowab.
Bagikan:
KOMENTAR