Oleh: Yulia Ekawati, S.Pd (Aktivis Dakwah Kampus)
Tombak perjuangan atau dikenal dengan Gen Z. Kalau berbicara tentang Gen Z kita berbicara tentang pemuda, seseorang yang akan memimpin selanjutnya. Namun, disayangkan Gen Z hari ini tidak mencerminkan sosok seseorang yang layak untuk diberi kepemimpinan, dikarenakan begitu banyak problem yang dihadapi oleh Gen Z. Mereka terlalu rapuh untuk menjadi seorang pemimpin.
Seperti di beritakan baru baru ini, seorang remaja laki-laki melompat dari gedung parkir sepeda motor Metropolitan Mall, Bekasi. Remaja itu mengenakan kemeja lengan panjang dan celana panjang putih tanpa disertai bet dikantong kemeja. (Kompas 23/10/2024).
Tidak hanya itu, remaja hari ini terpapar teknologi yang menyebabkan mereka secara berlebihan memanfaatkan itu mirisnya dibalik layar kehidupan sosial media yang tampak sempurna, tersimpan jeritan diam yang tak terdengar. Krisis kesehatan mental pada remaja Indonesia semakin mengkhawatirkan, menjadi ancaman serius bagi generasi penerus bangsa. Data Badan Pusat Statistik mencatat populasi remaja dan dewasa muda yang signifikan: 22,12 juta jiwa berusia 15-19 tahun dan 22,28 juta jiwa berusia 20-24 tahun, angka yang menunjukkan besarnya potensi sekaligus tantangan yang dihadapi bangsa. (TIMESINDONESIA/ 17/10/2024)
Tidak hanya masalah kesehatan dan rapuhnya mental, Gen Z seakan di gempur dari berbagai sisi dengan segala problem yang ada. Angka pengangguran di kalangan Generasi Z (Gen Z) di Indonesia telah mencapai titik kritikal, yaitu sebanyak 9,9 juta orang. Ini berarti sekitar 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun masih belum memiliki pekerjaan stabil. (RadarJogja/ 23/10/2024).
Jika mencermati semua masalah ini rasanya pesimis jika kita menginginkan tombak masa depan dipegang oleh Gen Z dengan segala kerapuhannya dengan berbagai kasus yang sudah menjadi bukti. Ini menandakan bahwa Gen Z dalam masalah darurat yang harus segera ditangani.
Gen Z hari ini sudah terjebak dalam lingkaran kesesatan gaya hidup rusak, mulai dari FOMO, Judi Online, Game Online, Seks Bebas, Hedonisme dan masih banyak lagi. Hal ini menjadi keyakinan bagi publik bahwa generasi saat ini tidak layak diberi gelar pemimpin selanjutnya. Padahal masalah yang dihadapi Gen Z saat ini adalah masalah sistemik yang tidak berdiri sendiri. Lantas tidakkah salah jika kita membebankan segala tombak masa depan kepada Gen Z ditengah sistem yang tidak berkualitas ini?, Apakah pantas kita menginginkan Gen Z menjadi generasi yang paripurna tapi beban hidup mereka terlalu berat dan juga negara yang jauh dari penerapan aqidah islam. Sehingga jika tidak mampu menyelesaikan masalah Gen Z kita akan mengalami depresi dan akhirnya bunuh diri. Naudzubillahimin dzalik.
Ini semua merupakan dampak dari penerapan sistem rusak yang melahirkan aturan yang rusak yakni sistem Demokrasi Kapitalisme Sekuler. Sistem ini banyak melahirkan aturan buatan manusia yang di standarkan pada hawa nafsu sehingga aturan yang dibuat dalam bermasyarakat dan bernegara tidak memikirkan nilai nilai syariat islam. Halal haram tidak lagi menjadi standar dalam berbuat melainkan asas manfaat dan materi yang berbicara.
Kita bisa memotret kerusakan generasi ini setidaknya dari sistem pendidikan. Kurikulum sekolah-sekolah masih fokus pada teori, sehingga lulusan SMA/SMK seringkali tidak memiliki keterampilan praktis yang dibutuhkan oleh industri saat ini.
Dengan pendekatan yang tepat, tantangan ini dapat diubah menjadi peluang untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Generasi Z dan Indonesia secara keseluruhan.
Negara harus bersiap untuk memberikan dukungan yang lebih kuat kepada lapisan muda agar mereka dapat berkembang sebagai sumber daya manusia yang produktif dan tangguh dalam era digital saat ini.
Meskipun menghadapi banyak tantangan, generasi muda sebenarnya memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dan pilar masa depan. Mereka memiliki karakteristik unik, salah satunya adalah tingkat kepedulian terhadap isu-isu sosial. Terlebih ketika mereka mendapatkan ketidakpuasan terhadap sistem saat ini.
Hal tersebut akan menjadi kesempatan besar untuk memahami tatanan sistem yang rusak kemudian mempelajari sistem shahih yakni sistem Islam yang dapat menciptakan perubahan nyata bagi masyarakat. Kemudian menjadi harapan bahwa mereka tidak hanya mempelajari tapi sampai pada fase perjuangan dalam penegakan Islam secara kaffah.
Potensi itulah yang mestinya terus dipacu agar tidak salah kaprah dan kehilangan arah. Untuk mengoptimalkan peran Generasi muda dalam perjuangan menegakkan Islam kaffah, diperlukan pembinaan yang intensif dan berkelanjutan. Untuk itu, generasi muda membutuhkan partai yang dapat membina mereka secara mendalam, memberikan pemahaman yang benar mengenai Islam kaffah, serta membentuk kepribadian yang kuat dan berlandaskan nilai-nilai Islam.
Maka dari itu Gen Z harus dibina dengan tepat agar dapat melahirkan Pemuda muslim yang berbekal ayat-ayat Al-Qur’an, nash- nash sunnah, menjadi penerang jalan bagi saudara-saudaranya. Sebabnya, pemuda muslim tidak hidup untuk dirinya sendiri dan keinginannya, melainkan hidup untuk risalah dan ideologi Islam.
Kekuatan fisik , pemikiran dan pengetahuan kalian, keterampilan seorang pemuda di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi, adab dan keahlian, semua itu adalah potensi yang Allah anugerahkan. Harus digunakan untuk menolong agama. Itulah senjata kalian dalam perang global melawan fitnah terhadap Islam.
Gen Z memiliki modal besar sebagai agen perubahan, termasuk membangun sistem kehidupan yang shahih. Demokrasi menjauhkan gen Z dari perubahan hakiki dengan Islam kaffah, padahal hanya dengan sistem Islam generasi dan umat manusia akan selamat.
Pembinaan juga akan membantu mereka untuk membangun kepribadian yang kokoh yaitu kepribadian Islam, jadi mereka tidak mudah terpengaruh oleh budaya konsumtif atau gaya hidup hedonistik yang ditawarkan oleh kapitalisme. Oleh karenanya, kunci dalam mengaktivasi gen Z dalam menjadi generasi muslim terbaik terletak pada genggaman kuat mereka terhadap pemahaman islam secara kaffah.
Rasulullah saw. telah bersabda: “Sesungguhnya Allah Ta’ala benar-benar kagum terhadap seorang pemuda yang tidak memliki shabwah (tidak memperturutkan hawa nafsu).”
(HR Ahmad dan ath-Thabrani)
Jadi Gen Z angkat kepalamu jadilah bagian dari pejuang islam, bangga berislam kaffah tegakkan syariah Islam.
Wallahu'alam 1bish-shawab