Menggagas Solusi Tuntas Perlindungan Perempuan dan Anak


author photo

7 Jun 2025 - 12.13 WIB



Oleh: Zakiyatul Fakhiroh, S.Pd
(Pendidik & Aktivis)

Kota Bontang menegaskan kembali komitmen dalam mendukung upaya perlindungan perempuan dan anak. Wali Kota Bontang, Neni Moerniani memaparkan sederet strategi penguatan perlindungan anak di Bontang yaitu: 1) Integrasi pendidikan keluarga dan pengasuhan dalam kurikulum pendidikan usia dini. 2) Pelaksanaan kelas manajemen emosi untuk anak dan remaja guna mencegah perilaku beresiko sejak dini. 3) Penguatan dan pengembangan layanan daycare yang ramah anak dan keluarga.

Tidak hanya di tataran konsep beliau juga memaparkan progam andalan "tengok tetangga". Sebuah program yang lahir dari kearifan lokal dimana masyarakat berperan secara aktif menjadi garda terdepan perlindungan anak dan perempuan. Ia juga berharap agar pemerintah pusat meningkatkan alokasi DAK untuk memperluas jangkauan progam pendampingan dan advokasi korban kekerasan. (Pranala, 11/05/2025)

Meningkatnya perhatian dan upaya  perlindungan perempuan dan anak sangatlah wajar mengingat banyaknya kasus kekerasan di Indonesia yang semakin mengkhawatirkan. Berbagai strategi yang dirancang oleh pemerintah dengan melibatkan masyarakat sangat patut diapresiasi.

Namun, agaknya PR kita tetaplah berat di tengah penerapan ideologi Kapitalisme Sekuler saat ini. Kapitalisme telah melahirkan berbagai masalah ekonomi yang tiada habisnya. Kemiskinan dan eksploitasi Sumber Daya Manusia memaksa perempuan terjun ke ruang-ruang publik, mengambil bagian dalam perputaran roda ekonomi. Dalam keterpaksaan, mereka berjuang untuk menyambung hidup. Tak sedikit yang beralih dari tulang rusuk menjadi tulang punggung. Di ruang publik, semakin banyak interaksi dengan bermacam karakter manusia, semakin kompleks permasalahan, semakin terbuka peluang terjadinya tindak kekerasan. Begitu pula dengan anak-anak yang terancam menjadi korban kejahatan baik dari lingkungan atau bahkan keluarga dekat sekalipun karena luput dari perhatian intens orang tua yang sibuk bekerja.

Kondisi diperparah dengan sekularisme, sebuah paham memisahkan agama dari kehidupan. Sekulerisme telah menggerus nilai-nilai agama dari diri individu. Tidak ada lagi rasa takut terhadap Sang Pencipta dan Pengatur, Allah SWT. Mereka merasa bebas melakukan segala sesuatu tanpa peduli kerusakan yang ditimbulkan.

Masyarakat memang harus bergerak dan berperan saling menjaga, beramar makruf nahi mungkar. Tapi tidak bisa bergantung pada dana. Harus dibangun kesadaran bahwa mereka bergerak karena kepedulian, khususnya bagi muslim harus bergerak karena kesadaran iman bahwa sesama muslim memiliki kewajiban saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. 

Islam memiliki mekanisme perlindungan yang komprehensif dalam melindungi perempuan dan anak. Secara akidah, individu dibentuk menjadi insan yang taat dan takut kepada Allah. Dengan ketaatan itulah individu akan menimbang sebagai perbuatan berdasarkan standar syariat dan paham batasan halal dan haram. Individu akan tumbuh dan bergerak untuk sesama manusia dengan dorongan iman, bukan sekedar dorongan materi semata. 

Di tataran masyarakat, negara harus serius bergerak memberantas segala macam konten berbau pornografi dan pornoaksi. Melarang peredaran miras dan menghukum tegas pelakunya. Serta menindak prostitusi dan memberi sanksi para pelaku perzinahan demi menjaga moral masyarakat.

Sekolah-sekolah juga harus ikut andil menanamkan keimanan dan ketakwaan generasi. Jadi targetnya bukan hanya menjadikan generasi cerdas secara kognitif, tapi juga bertanggung jawab dan berakhlak mulia.

Islam tidak melarang perempuan untuk bekerja. Hanya saja Islam menekankan perempuan tidak boleh melupakan tugasnya sebagai ummu warabbatul bait. Tugas sebagai istri yang melayani suami, mendidik dan menjaga anak dengan sebaik-baiknya. Islam menjaga agar perempuan tidak lari dari fitrahnya dan menjadi korban eksploitasi atas nama pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempertaruhkan kehormatan dan keamanan diri serta anak-anaknya. 

Negara sebagai institusi tertinggi wajib menjamin keamanan perempuan maupun laki-laki, anak maupun dewasa, kaya ataupun miskin , muslim maupun non muslim, semua tanpa pengecualian. Rasulullah bersabda:
"Setiap imam adalah pemimpin dan pengatur urusan rakyatnya, maka ia akan dimintai pertanggungjawaban atas tanggungannya.” (HR.Bukhari-Muslim dan Ibnu Umar)

Permasalahan kekerasan perempuan dan anak akan susah dituntaskan selama sistem kapitalisme masih diterapkan di negeri ini. Nasib perempuan dan anak kian dipertaruhkan di tengah kondisi  ekonomi yang kian rumit, sulit, dan menghimpit. Hanya dengan aturan Islam perempuan dan anak mendapatkan jaminan keamanan, kenyamanan, dan hak-hak dasar lain sesuai porsinya. Wallahu a'lam bishshawab.
Bagikan:
KOMENTAR