Kasus Bullying Makin Menjadi, Butuh Solusi Hakiki


author photo

21 Nov 2025 - 13.01 WIB



Oleh: Nana Juwita, S.Si.

Gara-gara sering menerima bulliying dari temannya seorang santri nekat membakar asrama karena sakit hati jadi korban bullying. Peristiwa ini terjadi tepatnya di asrama putra Dayah (Pesantren) Babul Maghfirah, pimpinan Tgk. Masrul Aidi, di Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar.

Selain di Aceh hal serupa juga terjadi tepatnya di SMA 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Siswa SMA tersebut diduga melakukan aksi ledakan di sekolah diduga karena kerap jadi korban bullying. Dari kasus bullying ini nampaklah dampak buruk dari adanya bullying, diantaranya korban bullying akan mengalami tekanan sosial berat akibat ejekan,pelecehan, dan pengucilan. Ketika kondisi mental semakin lemah dan tidak ada keluarga atau teman yang menguatkan korban bullying maka timbullah rasa dendam dalam dirinya untuk kemudia melampiaskan emosinya kepada temannya.

Bullying menggejala di berbagai daerah, ini merupakan alaram dari problem sistemik dalam pendidikan. Pendidikan yang berasaskan sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupkan tidak mampu menghasilkan generasi yang berkualitas yaitu generasi yang memilki kepribadian Islam. Semestinya, untuk menghasilkan generasi yang berkualitas maka dibutuhkan peran keluarga, masyarakat, dan negara. Tugas pendidikan bukan hanya tugas guru semata, namun keluarga, masyarakat bahkan negara juga memiliki tanggung jawab yang sama.

Keluarga hari ini baik ayah dan ibu yang memiliki kewajiban mendidik anak-anaknya di rumah lebih mengutamakan bekerja karena tuntutan kebutuhan ekonomi. Sehingga ketika orang tua sibuk bekerja , lupa untuk memperhatikan bagaimana kondisi anak-anaknya . Bagaimana sekolahnya, siapa saja temanya, bahkan mungkin orang tua tidak sempat menyapa atau bahkan sekedar mengobrol dengan anaknya. Minimnya ilmu agama sehingga orang tua merasa cukup jika sudah memenuhi kebutuhan anaknya dengan cara memberi uang. Padahal seorang anak bukan hanya membutuhkan uang , namun anak juga butuh kasih sayang dan perhatian, hal inilah yang sering dilalaikan oleh orang tua.

Selain faktor keluarga, pengaruh sosial media memperparah pelaku aksi bullying, bahkan bullying dijadikan candaan. Hal ini menunjukkan telah terjadi krisis adab dan hilangnya fungsi pendidikan. Tak jarang aksi bullying direkam dan dibagikan melalui media sosial, hal ini menunjukkan generasi hari ini merasa bangga sekalipun melakukan tindakan yang tidak terpuji. inilah bukti bahwa pendidikan sekularisme tidak menjadikan generasi paham dengan Islam, sehingga berprilaku sesuai dengan prinsip Islam.

Sistem pendidikan sekuler kapitalistik yang berfokus pada materi telah gagal dalam membentuk kepribadian Islam. Hal ini sangat jauh berbeda dengan tujuan pendidikan dalam Islam yaitu membentuk kepribadian Islam. Semua ini didukug oleh sebuah sistem yang sohih yang berasal dari Tuhan Pencipta alam yaitu sistem Islam, yang akan mampu menciptakan ketakwaan individu sehingga terbentuklah masyarakat yang Islami, karena didukung oleh keberadaan negara yang menerapkan Islam kafah.

Adapun gambaran proses pendidikan yaitu dilakukan dengan cara pembinaan intensif, membentuk pola pikir dan pola sikap islami, tidak hanya fokus pada nilai materi, tapi juga nilai maknawi dan nilai ruhiyah. Karena sejatinya Islam menyangkut dua aspek akidah yaitu akidah ruhiyah, dan akidah siyasiyah. Jadi, Islam yang dipelajari tidak hanya berfokus pada masalah shalat, puasa,zakat, haji dan umroh, namun, sesungguhnya Islam juga memberikan petunjuk tentang persoalan ekonomi, sosial, pendidikan, politik dan pemerintahan. Aspek siyasiyah inilah yang pada saat ini diabaikan oleh umat Islam.

Selain itu, khilafah wajib menjadi penjamin utama pendidikan, pembinaan moral umat, dan perlindungan generasi dari kezaliman sosial. Negara akan bertanggung jawab penuh dalam penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, mulai dari memberikan jaminan setiap individu untuk dapat menuntut ilmu, menyediakan sarana dan prasarana, juga guru yang handal dalam bidangnya juga memiliki pemahaman Islam. 

Oleh karena itu solusi tuntas terhadap persoalan bullying adalah penerapan Islam kaffah dalam seluruh aspek kehidupan manusia, sehingga umat paham Islam dan terbentuk masyarakat yang peduli sesama tidak mudah saling menyakiti, bahkan hingga menghilangkan nyawa manusia. Waulahuaklambishawab.
Bagikan:
KOMENTAR