Jelang Akhir Tahun, Waspada Lonjakan Covid-19


author photo

25 Nov 2021 - 09.25 WIB




Oleh: Mila Nur Cahyani, S.Pd
(Pendidik dan Pemerhati Masalah Sosial)

Kasus Covid-19 kembali mengalami lonjakan di beberapa negara. Seperti yang terjadi di Singapura, dilaporkan 3.439 kasus baru pada Kamis (21/10/2021). Inggris pun demikian. Inggris melaporkan lebih dari 50.000 kasus Covid-19, untuk pertama kalinya sejak 17 Juli lalu. Pada Kamis (21/10/2021), Inggris mencatat 52.009 kasus corona dan 115 kematian dalam 28 hari setelah tes positif. hhtps://www.kompas.com/tren/read/2021/10/22/080027865/update-corona-22-oktober-kasus-di-indonesia-menurun-singapura-dan-inggris?page=all#page2)

Kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di negara-negara Eropa, harus menjadi pembelajaran bagi Indonesia untuk lebih berhati-hati. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate meminta masyarakat tetap waspada dan disiplin mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi gelombang baru Covid-19. Menkominfo mengingatkan, kenaikan kasus Covid-19 di negara-negara Eropa, seperti Jerman, Kroasia, dan Slovenia harus jadi pelajaran bersama. (https://m.tribunnews.com/nasional/2021/11/06/lonjakan-kasus-covid-19-di-eropa-harus-jadi-pelajaran-indonesia)

Sementara itu, Menko Marves sekaligus koordinator PPM Jawa-Bali, Luhut Binsar dalam evaluasi penanganan pandemi covid-19 dan PPKM Jawa-Bali menyebutkan bahwa penerapan PPKM telah memberikan dampak positif pada penurunan kasus dan terkendalinya covid-19. Namun demikian, kewaspadaan dan penerapan protokol kesehatan harus ditingkatkan guna mengantisipasi kembali melonjaknya kasus mengingat saat ini sudah ada tren kenaikan kasus di 43 kabupaten/kota dalam 7 hari terakhir. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20211108154520-8-289880/waspada-lonjakan-covid-19-jawa-bali-luhut-awasi-43-kab-kota)

Ditengah-tengah mulai normalnya aktivitas masyarakat, ternyata Covid-19 masih mengancam masyarakat. Belum tuntasnya penanganan wabah, menyebabkan hal ini terus berlanjut. Di sisi lain masyarakat sudah melakukan aktivitasnya seperti biasa. Jalan-jalan pun sudah ramai kembali. Tempat-tempat wisata sudah dibuka. Pembelajaran tatap muka juga kembali dilakukan walaupun masih terbatas. Masyarakat pun sudah ada yang abai dengan protokol kesehatan yang masih diterapkan. 

Mulai abainya masyarakat terhadap wabah ini, memang menurunkan tingkat kewaspadaan masyarakat dalam menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan. Maka bisa jadi lonjakan Covid-19 dapat terjadi lagi jika masyarakat tidak perduli lagi terhadap protokol kesehatan yang diterapkan.

Wabah Covid-19 memang berdampak besar terhadap ekonomi masyarakat. Maka tak heran ketika masyarakat merasa senang dengan aktivitas yang kembali berjalan normal. Terlebih lagi negara memang tidak menjamin ekonomi rakyatnya pada saat pandemi terjadi. Negara memberikan bantuan tapi tidak bisa dinikmati seluruh masyarakat. Negara pun hanya berusaha memulihkan ekonomi disaat wabah belum tuntas ditangani. Inilah akibat sistem kapitalisme yang diterapkan. 

Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi, maka sektor pariwisata pun kembali dibuka dengan mengutamakan aspek kesehatan dan keselamatan masyarakat.  Akan tetapi pada faktanya, ada saja masyarakat yang tidak taat aturan ini. Maka, Pemerintah harus tetap waspada akan ancaman wabah yang mengancam. Pemerintah harus tetap melakukan upaya 3T yang berarti testing, tracing, dan treatment. 

Dilangsir dari Beritasatu.com pada 1 November 2021, untuk mengantisipasi terjadinya peningkatan jumlah kasus Covid-19 atau gelombang ketiga, pemerintah akan fokus pada penanganan di Provinsi Bali serta periode libur Natal dan Tahun Baru. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan kondisi saat ini secara agregat, angka nasional untuk penularan Covid-19 sudah terjadi penurunan. Tetapi ada sekitar 131 kabupaten dan kota yang mengalami tren naik.

Bali menjadi perhatian khusus, karena pada bulan Maret naik dan sepanjang tahun 2022 ada acara-acara besar bertarap internasional yang mengundang banyak pimpinan negara sahabat, ujar Muhadjir Effendy. (https://www.beritasatu.com/kesehatan/848055/antisipasi-gelombang-ketiga-pemerintah-fokus-penanganan-covid19-di-bali-dan-libur-nataltahun-baru)

Negara sudah sepatutnya bersegera menyelesaikan permasalahan wabah ini dengan tuntas, sehingga tidak ada lagi ancaman bagi rakyat ketika beraktivitas di luar rumah. Ditambah lagi dengan akan diadakannya acara internasional di Bali dan libur natal serta tahun baru yang beresiko akan membawa lonjakan kasus Covid-19. 

Negara tidak bisa menjadikan WHO sebagai rujukan dalam penyelesaian pandemi. Berlarut-larutnya pandemi telah menegaskan kegagalan WHO dalam menyelesaikan permasalahan pandemi. Padahal yang menjadi rujukan seluruh negara dalam menangani pandemi  dengan perspektif kapitalismenya adalah WHO.

Hal ini sangat berbeda dengan sistem Islam yang hanya bersandar pada wahyu. Yang menjadi fokus adalah penyelamatan nyawa di atas kepentingan ekonomi yang menghantar pada konsistensi mengambil pendapat ahli dalam penyelesaian wabah.

Hanya dengan menerapkan Islam secara menyeluruh, maka wabah dapat diselesaikan secara tuntas. Dengan Islam, akan terlihat bagaimana penanganan pandemi tanpa kebijakan pelonggaran karena faktor ekonomi dan tidak ada hambatan untuk melakukan 3T karena kurangnya biaya atau terjadinya ketimpangan vaksin akibat dominasi negara produsen. Islamlah solusi dalam segala permasalahan manusia, termasuk dalam hal penyelesaian wabah. 

Wallahu 'alam bisshowwab


Bagikan:
KOMENTAR