Gaul Bebas Kian Marak, Generasi Pun Bertambah Rusak


author photo

25 Sep 2023 - 19.45 WIB


Oleh: Mila Nur Cahyani, S.Pd
Pendidik dan Pemerhati Masalah Sosial

Pergaulan bebas dikalangan remaja saat ini semakin menjamur. Hal ini terlihat dari pemberitaan yang banyak berseliweran di media massa. Belum lagi yang terjadi di sekitar kita. Banyaknya kasus aborsi, begitu pula pembunuhan bayi menjadi sesuatu yang biasa terjadi. Seperti yang terjadi di Samarinda, Kalimantan Timur, seorang siswi SMA di kota tersebut diduga berniat membunuh bayi yang dilahirkan. Hal ini terlihat dari luka sayatan di leher bayi tersebut.

Saat itu dari sebuah rumah di Samarinda Seberang, mendadak dipenuhi warga tatkala mendengar keras tangisan bayi yang diduga baru dilahirkan. Terlihat ceceran darah segar mengalir di sekitar remaja puteri yang baru duduk di kelas X SMA tersebut. Polisi menduga remaja itu hendak mengakhiri hidup bayinya. Hal itu dikuatkan dengan adanya sayatan di leher bayi tersebut.(https://kaltara.tribunnews.com/amp/2023/09/13/siswi-sma-di-samarinda-diduga-berniat-membunuh-bayi-yang-dilahirkan-terdapat-luka-sayatan-di-leher)
Kejadian seperti ini biasanya diawali dengan kegiatan berpacaran yang biasa dilakukan generasi saat ini. Pacaran menjadi sesuatu hal yang biasa dan tidak tabu lagi. Ketika remaja tidak punya pacar, maka hal itu malah menjadi sesuatu yang memalukan bagi mereka. Istilahnya ketika mereka masih jomblo, maka itu tanda tak laku. Negara pun membebaskan dan tidak memberikan sanksi hukum terhadap remaja yang berpacaran. 

Semua ini terjadi akibat diterapkannya sekulerisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Sekularisme membuat remaja jauh dari aturan Islam. Mereka menganggap tidak perlu ada campur tangan agama dalam perbuatan mereka. Bahkan sistem ini membuat remaja memiliki gaya hidup hedonis dan liberal. Adanya gaya hedonis membentuk remaja menjadi generasi muda yang hanya tahu bersenang-senang. Mereka juga akan mengejar materi sebanyak-banyaknya, bahkan memuaskan nafsunya dengan berbuat sesukanya, semisal berpacaran hingga perzinaan. 

Demikian pula pandangan hidup liberal akan menjadikan remaja hidup bebas sesuai apa yang dikehendakinya. Mereka  tidak perduli lagi pada halal-haram perbuatan dalam kehidupan mereka. Ide inilah yang memberikan kebebasan dengan pilihan hidup mereka. Ide ini pun merusak pemikiran generasi. Dengan ide kebebasan yang diambil, mereka berhak menentukan jalan hidup mereka tanpa memandang bagaimana aturan Islam melarang. 

Tidak ada lagi batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Jalan berdua dengan lawan jenis yang bukan mahram menjadi sesuatu yang biasa. Belum lagi pamer aurat, tabaruj, dan ikhtilat (campur baur antara laki-laki dan perempuan) adalah pemandangan yang biasa terjadi pada sistem saat ini. 

Setelah terlibat pergaulan bebas, banyak pula yang akhirnya hamil dan melakukan aborsi, sampai membunuh bayi yang mereka lahirkan. Mereka pun memiliki berbagai macam alasan dalam melakukannya, mulai dari malu jika diketahui perbuatannya, takut ketahuan orang tua, sampai pada tidak ada kesiapan untuk menikah. Hal ini memang tidak terlepas dari rusaknya peradaban sistem kapitalis sekuler yang diterapkan. Remaja pun menjadi semakin rusak dengan perbuatan kriminal mereka akibat terjauhkannya dari syariat Islam.

Sejatinya, solusi dari segala permasalahan saat  ini adalah dengan menerapkan Islam dalam seluruh kehidupan. Sistem pergaulan diatur didalam Islam. Islam memerintahkan  laki-laki dan perempuan untuk menundukkan pandangan (QS An-Nur [24]: 30-31).  Islam pun menjaga kemuliaan perempuan dengan mewajibkan menutup aurat dan memakai pakaian yang sempurna (QS An-Nur [24]: 31 dan QS Al-Ahzab [33]; 59). Selain itu, Islam melarang laki-laki dan perempuan untuk berkhalwat, tabaruj bagi perempuan, dan sebagainya. 

Pacaran pun diharamkan didalam Islam. Islam mengharamkan hubungan seksual sebelum pernikahan. Jika melakukannya, maka hal ini terkategori ke dalam zina (QS Al-Isra [17]: 32; QS An-Nur [24]: 2).

Dalam hal pendidikan, negara pun harusnya menggunakan kurikulum pendidikan Islam. Hanya dengan kurikulum pendidikan Islam, generasi akan terjauhkan dari gaul bebas dan perzinahan. Dengan landasan akidah Islam, akan terbentuk generasi  yang taat terhadap perintah Allah dan takut untuk berbuat maksiat kepada Allah. Jika masih melakukannya, maka negara harus memberikan sanksi sesuai syariat Islam. Hanya sistem sanksi dalam Islamlah yang  mampu membuat jera pelaku kejahatan. 

Selain itu, menyelamatkan generasi pun perlu kerjasama semua pihak. Semua harus melakukan kontrol untuk menjaga umat dari kemaksiatan. Kontrol individu, kontrol masyarakat dan sampai pada kontrol negara. Dengan begitu, umat pun akan terjaga dalam ketaatan. 

Wallahu 'alam Bisshowwab












Bagikan:
KOMENTAR