Solusi Hakiki Tanah Yang Diberkahi


author photo

18 Nov 2023 - 12.52 WIB


Oleh Mira Ummu Tegar (Aktivis Muslimah Balikpapan).

Zionis Yahudi semakin brutal melakukan serangan, lebih dari satu bulan pengeboman Zionis Yahudi terhadap Palestina agaknya tak ada lagi tempat yang paling aman di Gaza. Parade pengeboman Zionis Yahudi tanpa ampun terus menyasar wilayah rumah sakit yang merupakan tempat ribuan orang mencari perlindungan. Bahkan kabarnya, kini Zionis Yahudi kian mengintensifkan serangannya di area rumah sakit di Gaza.

Atas klaimnya terhadap RS. Al Shifa sebagai pusat komando Hamas di Gaza, Zionis Yahudi melakukan serangan bertubi-tubi di area rumah sakit. Dilansir Mondoweiss, Sabtu (11/11), situasi terkini beberapa rumah sakit di kota Gaza dikepung pasukan Zionis Yahudi dan menghadapi kemungkinan terburuk. Kenyataan pilu di rumah sakit di kota Gaza adalah kekurangan air, makanan, dan listrik. Fasilitas medis diambang penutupan kerena tidak ada sumber yang memadai.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober hingga hari ke 35 kampanye genosida Zionis Yahudi, jumlah tewas menyentuh angka 11.078 korban jiwa, 4.506 diantaranya adalah anak-anak. Sementara itu korban hilang di bawah reruntuhan berjumlah 2700 orang, dengan 1.500 diantaranya adalah anak-anak. Selain itu korban luka-luka mencapai 27.490. (kaltim.prokal.co 12/11/2023).

Merespon kekejian Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa MUI No 83/2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina yang ditandatangani pada 8 November 2023.  Dengan tegas menfatwakan bahwa mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina atas agresi Yahudi hukumnya wajib. Oleh sebab itu, MUI menetapkan bahwa membeli produk yang mendukung Zionis Yahudi hukumnya haram. Dan mengimbau agar umat Islam semaksimal mungkin menghindari transaksi dengan pengguna produk entitas Yahudi dan yang terafiliasi dengan entitas Yahudi serta yang mendukung penjajahan dan zionisme. (Liputan6.com 10/11/2023).

Sementara itu presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), di Riyard, Arab Saudi pada Minggu (12/11/2023), mengatakan, Indonesia mendukung penyelenggaraan KTT OKI dan tepat sekali ini dilakukan dan OKI harus mampu menghasilkan hal-hal konkret agar kekejaman Zionis Yahudi di Gaza dapat segera dihentikan. Dan menurutnya, dunia seakan tidak berdaya menghadapi kekejaman Zionis Yahudi terhadap rakyat Palestina. Tidak ada satupun pemimpin negara dunia yang mampu menghentikan kekejaman Zionis Yahudi. (Tribunnews.com 13/11/2023)

Kebrutalan dan kekejian Zionis Yahudi sudah diambang batas nalar kemanusiaan.Tidak peduli lagi warga sipil, anak-anak, wanita, orang tua, rumah ibadah, fasilitas umum listrik, gas dan air bahkan rumah sakit tempat dimana seharusnya wilayah yang tidak boleh diserang dan di bom. Namun hal ini tidaklah berlaku bagi Zionis Yahudi. Kebrutalan dan kekejian yang dipertontonkan Zionis Yahudi sejatinya adalah bentuk ketakutan mereka terhadap rakyat Palestina yang sejak dulu hingga saat ini bagai momok yang selalu menghantui mereka. Keyakinan, keteguhan, kekuatan dan keberanian rakyat Palestina bagai bom liar yang siap setiap saat menghancurkan mereka.

Hal ini yang kemudian menyadarkan kita bahwa Gaza lah sejatinya yang tak mampu dikuasai Zionis Yahudi sementara itu dunia dan bahkan PBB tak mampu berbuat apa-apa atas kekejian Zionis Yahudi di tanah kaum muslim tersebut.
Inilah fakta yang terjadi, namun terlepas dari semua itu, bagaimana diri kita yang mengaku sebagai seorang muslim menyaksikan saudara se-aqidah kita dibantai, diculik, diusir secara keji ditanah mereka sendiri.

Mestinya tidak harus menjadi seorang muslim dulu untuk berempati terhadap rakyat Palestina atas kekejian Zionis Yahudi cukuplah sebagai manusia dan menempatkan rasa kemanusiaan itu hingga bisa merasakan perihnya kehidupan rakyat Palestina. Memang benar, seluruh dunia saat ini sedang mengutuk, mengecam dan menghujat kekejian Zionis Yahudi baik skala negara, kelompok masyarakat maupun individu, namun hal ini tidaklah membuat Zionis Yahudi bergeming. Bahkan boikot produk Yahudi pun sudah diserukan disejumlah negara termasuk Indonesia, namun apakah itu  cukup menghentikan penjajahan Zionis Yahudi atas Palestina?

Sebegitu sulit dan hebatkah Zionis Yahudi yang notabene minoritas penduduk dunia, sementara kaum muslim berjumlah 2,18 milyar orang atau 27% populasi dunia? Jawabnya jelas karena Zionis Yahudi mendapat dukungan dari Amerika Serikat sebagai sekutunya. Mereka saja berserikat untuk menguatkan diri mereka sementara kaum muslim justru tercerai berai dengan urusan masing-masing.

Sesungguhnya apa yang terjadi pada saudara kita di Palestina adalah sebuah penjajahan dan penyerobotan Zionis Yahudi atas tanah Palestina. Maka sudah seharusnya yang dilakukan adalah mengusir penjajah Zionis Yahudi dari tanah Palestina. Tanah para nabi  yang diberkahi tersebut adalah tanah kharajiyah yang telah dibebaskan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan akan selamanya seperti itu hingga hari kiamat. Maka sikap yang seharusnya bahkan wajib dilakukan kaum muslim adalah merebut kembali tanah kaum muslim tersebut dari Zionis Yahudi sebagaimana Salahuddin Al Ayyubi merebutnya kembali dari tentara salib.

Namun sayang, banyaknya negeri-negeri muslim dengan kekuatan pasukan militernya bahkan tidak mampu menggerakkan mereka untuk membela saudaranya. Hal ini jelas dikarenakan sekat nation state yang memecah belah kaum muslim menjadi lebih dari 50 negara. Padahal syara' telah jelas mengatakan bahwa kaum muslim adalah satu tubuh sebagaimana hadits Rasulullah berikut, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakit)." (HR. Bukhari dan Muslim).

Terpecah belahnya kaum muslim tidak lepas dari ideologi yang diemban negeri-negeri kaum muslim saat ini yakni ideologi sekuler kapitalis yang telah memisahkan agama dari kehidupan dunia. Kaum muslim sudah tidak menjadikan Islam sebagai acuan dalam kehidupannya. Inilah pangkal dari semua permasalahan yang terjadi pada diri kaum muslim saat ini termasuk penjajahan atas tanah Palestina.

Maka pembebasan Palestina akan niscaya terjadi jika umat kembali bersatu dalam satu kepemimpinan Islam yakni kepemimpinan Khalifah dalam naungan negara khilafah Islamiyah. Disanalah umat akan berlindung dan berperang bersamanya untuk membela saudaranya sebagaimana hadits Rasulullah Saw, "Sungguh Imam/Khalifah (kepala negara) itu laksana perisai, orang-orang akan berperang dibelakang dia dan berlindung kepada dirinya." (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Mengemban kembali Islam sebagai ideologi kaum muslim dan mengimplementasikannya dalam kehidupan akan membangkitkan kembali umat untuk bersatu dalam satu naungan Khilafah Islamiyah dan hal ini akan benar-benar menjadikan perisai/pelindung hakiki kaum muslim baik di Palestina, Uighur, Rohingya, India dan negeri Islam lain. Wallahu a'lam bishowab.
Bagikan:
KOMENTAR